HADHARAH ISLAMIYYAH Headline Animator

Thursday, April 7, 2011

IMF, US aim at Debt Peonage, Financial Invasion in Egypt

A report from this morning states,
U.S. and International Monetary Fund officials are in Cairo this week for talks on how to avert an economic crisis in a country where revolutionary fervor has left government finances reeling and cast a broad cloud of suspicion over the nation’s business class.

The protests that have upended the Arab world’s politics have had a broad economic spillover as well, from high world oil prices to an abrupt increase in spending by countries such as Saudi Arabia on public subsidies in hopes of tamping down public dissatisfaction. It has also touched off a broad debate about whether nations such as Egypt can find strategies to create jobs and better distribute the gains of economic growth even as it faces pressing financial problems and a political backlash against reforms encouraged by the developed world and institutions such as the IMF.
Another article states that the US is looking for a means of control as well....
Egypt’s Minister of Finance Samir Radwan discussed with US Assistant Secretary of the Treasury Charles Collyns means to promote bilateral cooperation in the economic, financial and developmental domains.

The two sides also tackled possible contributions which can be offered by the US to Egypt at this crucial transitional period.

Radwan said the Egyptian economy has strong foundations, but it is now facing some temporary challenges, which he added, requires the assistance of all friendly countries including the US, a key economic partner to Egypt.

The Egyptian official added he discussed with Collyns vistas of cooperation such as giving sovereign guarantees by the US to its investors who want to do business in Egypt, a move that contributes to boosting economic growth rates and attracting foreign investments.
In reality, this is exactly what we expected to happen as most in the world do not understand the economic complications as cause of political repression in the international order. These uprisings could be exploited to create new stimulus for traditional colonialist powers or in the event Islamist parties were able to advocate for economic policy and a paradigm shift toward a riba-free order, the beginning of the end for financial imperialism.... the real expectations are that a regime still very much active in all these countries will alter reform so that it is cosmetic and not real, there are many possible alternatives but we should start to utilize this time to educate about IMF peonage and the international monetary order and then to educate about other alternatives that are derived from Islam's riba and gharar. Unfortunately, we have just completed a series of documents on this phenomenom and predicted it but they are the property of some conferences and journals for the next few months at which time we will release them, biidhniAllah... Until then, please think through these complications. We will be discussing them in upsoming State of the Ummah series and in the Shariah Compliant Finance Course. These next few months will prove enlightening for those seeking to understand the nature of the beast we are war with, an insiduous financial slimemold that most experience the after-effects of but cannot pinpoint the cause. Politicla repression and dictatorial regimes like Mubarek are a side effect and not the cause. Unfortunately, until we understand the cause and the cure for it, we are almost certain to suffer everywhere. As Rosa Luxemburg says in Accumulation of Capital, "usurious loans are the means by which empires retain control" and "militarism is the executor of the accumaulation of capital". Still, there are many reasons to remian optimistic. Here is to a real islamic awakening, inshaAllah

0 comments:

THE METHOD TO ESTABLISH KHILAFAH

video

Blog Archive

archives

Bangsa ini Harus Segera Bertobat

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, negeri ini seolah menjadi negeri segudang bencana; baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan. Bencana alam ada yang bersifat alamiah karena faktor alam (seperti gempa, tsunami, dll), tetapi juga ada yang karena faktor manusia (seperti banjir, kerusakan lingkungan, pencemaran karena limbah industri, dll). Adapun bencana kemanusiaan seperti kemiskinan, kelaparan serta terjadinya banyak kasus kriminal (seperti korupsi, suap-menyuap, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, maraknya aborsi, penyalahgunaan narkoba, dll) adalah murni lebih disebabkan karena ulah manusia. Itu belum termasuk kezaliman para penguasa yang dengan semena-mena menerapkan berbagai UU yang justru menyengsarakan rakyat seperti UU Migas, UU SDA, UU Listrik, UU Penanaman Modal, UU BHP, dll. UU tersebut pada kenyataannya lebih untuk memenuhi nafsu segelintir para pemilik modal ketimbang berpihak pada kepentingan rakyat.

Pertanyaannya: Mengapa semua ini terjadi? Bagaimana pula seharusnya bangsa ini bersikap? Apa yang mesti dilakukan? Haruskah kita menyikapi semua ini dengan sikap pasrah dan berdiam diri karena menganggap semua itu sebagai ’takdir’?

Tentu tidak demikian. Pasalnya, harus disadari, bahwa berbagai bencana dan musibah yang selama ini terjadi lebih banyak merupakan akibat kemungkaran dan kemaksiatan yang telah merajalela di negeri ini. Semua itu tidak lain sebagai akibat bangsa ini telah lama mencampakkan syariah Allah dan malah menerapkankan hukum-hukum kufur di negeri ini.

Karena itu, momentum akhir tahun ini tampaknya bisa digunakan oleh seluruh komponen bangsa ini untuk melakukan muhâsabah, koreksi diri, sembari dengan penuh kesadaran dan kesungguhan melakukan upaya untuk mengatasi berbagai persoalan yang melanda negeri ini. Tampaknya bangsa ini harus segera bertobat dengan segera menerapkan hukum-hukum Allah SWT secara total dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Maka dari itu, perjuangan untuk menegakan syariah Islam di negeri ini tidak boleh berhenti, bahkan harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan. Sebab, sebagai Muslim kita yakin, bahwa hanya syariah Islamlah—dalam wadah Khilafah—yang bisa memberikan kemaslahatan bagi negeri ini, bahkan bagi seluruh alam raya ini.

Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, selain sejumlah tema penting lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Add This! Blinklist BlueDot Connotea del.icio.us Digg Diigo Facebook FeedMeLinks Google Magnolia Ask.com Yahoo! MyWeb Netvouz Newsvine reddit Simpy SlashDot Spurl StumbleUpon Technorati
Cetak halaman ini Cetak halaman ini      

-->
EDITORIAL
10 Jan 2010

Ketika berbicara di televisi BBC, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyerukan intervensi lebih besar dari Barat di Yaman dan menyerang tuntutan bagi kekhalifahan dunia di dunia Muslim sebagai sebuah “ideologi pembunuh” dan suatu “penyimpangan dari islam “.
Taji Mustafa, Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris berkata: “Gordon Brown, seperti halnya Tony Blair yang memerintah sebelumnya, berbohong [...]

Index Editorial
Leaflet
No Image
09 Jan 2010
بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمٰـــنِ الرَّحِيـــم Sia-sia Saja Menggantungkan Harapan Kepada Rencana-rencana Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)! Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan...
Index Leaflet
KALENDER
January 2010
Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun
   
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
  • 1/24/2010: Halqah Islam dan Peradaban edisi 16
POLLING

Islam hanya mengakui pluralitas, bukan pluralisme. Pandangan Anda?

View Results

Loading ... Loading ...
AL-ISLAM
Al-Islam

ACFTA-PASAR BEBAS 2010: “BUNUH DIRI EKONOMI INDONESIA”

Mulai 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Sebaliknya, Indonesia dipandang akan mendapatkan kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar dalam negeri negara-negara tersebut. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam) dengan Cina, [...]

Index Al Islam

EBOOK DOWNLOAD
Ebook Download

Download buku-buku yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris.

Download disini

RSS NEWSLETTER
Powered By Blogger

Followers