HADHARAH ISLAMIYYAH Headline Animator

Saturday, April 23, 2011

The Revolution’s Missing Peace


E-mailPrintPDF


NyTimes

Abdullah Gul - President of Turkey

THE wave of uprisings in the Middle East and North Africa is of historic significance equal to that of the revolutions of 1848 and 1989 in Europe. The peoples of the region, without exception, revolted not only in the name of universal values but also to regain their long-suppressed national pride and dignity. But whether these uprisings lead to democracy and peace or to tyranny and conflict will depend on forging a lasting Israeli-Palestinian peace agreement and a broader Israeli-Arab peace.

The plight of the Palestinians has been a root cause of unrest and conflict in the region and is being used as a pretext for extremism in other corners of the world. Israel, more than any other country, will need to adapt to the new political climate in the region. But it need not fear; the emergence of a democratic neighborhood around Israel is the ultimate assurance of the country’s security.

In these times of turmoil, two forces will shape the future: the people’s yearning for democracy and the region’s changing demographics. Sooner or later, the Middle East will become democratic, and by definition a democratic government should reflect the true wishes of its people. Such a government cannot afford to pursue foreign policies that are perceived as unjust, undignified and humiliating by the public. For years, most governments in the region did not consider the wishes of their people when conducting foreign policy. History has repeatedly shown that a true, fair and lasting peace can only be made between peoples, not ruling elites.

I call upon the leaders of Israel to approach the peace process with a strategic mindset, rather than resorting to short-sighted tactical maneuvers. This will require seriously considering the Arab League’s 2002 peace initiative, which proposed a return to Israel’s pre-1967 borders and fully normalized diplomatic relations with Arab states.

Sticking to the unsustainable status quo will only place Israel in greater danger. History has taught us that demographics is the most decisive factor in determining the fate of nations. In the coming 50 years, Arabs will constitute the overwhelming majority of people between the Mediterranean Sea and the Dead Sea. The new generation of Arabs is much more conscious of democracy, freedom and national dignity.

In such a context, Israel cannot afford to be perceived as an apartheid island surrounded by an Arab sea of anger and hostility. Many Israeli leaders are aware of this challenge and therefore believe that creating an independent Palestinian state is imperative. A dignified and viable Palestine, living side by side with Israel, will not diminish the security of Israel, but fortify it.

Turkey thinks strategically about the Israeli-Palestinian peace process, not only because it knows that a peaceful Middle East would be to its benefit, but also because it believes that Israeli-Palestinian peace would benefit the rest of the world.

We are therefore ready to use our full capacity to facilitate constructive negotiations. Turkey’s track record in the years before Israel’s Gaza operation in December 2008 bears testimony to our dedication to achieving peace. Turkey is ready to play the role it played in the past, once Israel is ready to pursue peace with its neighbors.

Moreover, it is my firm conviction that the United States has a long-overdue responsibility to side with international law and fairness when it comes to the Israeli-Palestinian peace process. The international community wants the United States to act as an impartial and effective mediator between Israel and the Palestinians, just as it did a decade ago. Securing a lasting peace in the Middle East is the greatest favor Washington can do for Israel.

It will be almost impossible for Israel to deal with the emerging democratic and demographic currents in the absence of a peace agreement with the Palestinians and the rest of the Arab world. Turkey, conscious of its own responsibility, stands ready to help.

Abdullah Gul is the president of Turkey.

0 comments:

THE METHOD TO ESTABLISH KHILAFAH

video

Blog Archive

archives

Bangsa ini Harus Segera Bertobat

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, negeri ini seolah menjadi negeri segudang bencana; baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan. Bencana alam ada yang bersifat alamiah karena faktor alam (seperti gempa, tsunami, dll), tetapi juga ada yang karena faktor manusia (seperti banjir, kerusakan lingkungan, pencemaran karena limbah industri, dll). Adapun bencana kemanusiaan seperti kemiskinan, kelaparan serta terjadinya banyak kasus kriminal (seperti korupsi, suap-menyuap, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, maraknya aborsi, penyalahgunaan narkoba, dll) adalah murni lebih disebabkan karena ulah manusia. Itu belum termasuk kezaliman para penguasa yang dengan semena-mena menerapkan berbagai UU yang justru menyengsarakan rakyat seperti UU Migas, UU SDA, UU Listrik, UU Penanaman Modal, UU BHP, dll. UU tersebut pada kenyataannya lebih untuk memenuhi nafsu segelintir para pemilik modal ketimbang berpihak pada kepentingan rakyat.

Pertanyaannya: Mengapa semua ini terjadi? Bagaimana pula seharusnya bangsa ini bersikap? Apa yang mesti dilakukan? Haruskah kita menyikapi semua ini dengan sikap pasrah dan berdiam diri karena menganggap semua itu sebagai ’takdir’?

Tentu tidak demikian. Pasalnya, harus disadari, bahwa berbagai bencana dan musibah yang selama ini terjadi lebih banyak merupakan akibat kemungkaran dan kemaksiatan yang telah merajalela di negeri ini. Semua itu tidak lain sebagai akibat bangsa ini telah lama mencampakkan syariah Allah dan malah menerapkankan hukum-hukum kufur di negeri ini.

Karena itu, momentum akhir tahun ini tampaknya bisa digunakan oleh seluruh komponen bangsa ini untuk melakukan muhâsabah, koreksi diri, sembari dengan penuh kesadaran dan kesungguhan melakukan upaya untuk mengatasi berbagai persoalan yang melanda negeri ini. Tampaknya bangsa ini harus segera bertobat dengan segera menerapkan hukum-hukum Allah SWT secara total dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Maka dari itu, perjuangan untuk menegakan syariah Islam di negeri ini tidak boleh berhenti, bahkan harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan. Sebab, sebagai Muslim kita yakin, bahwa hanya syariah Islamlah—dalam wadah Khilafah—yang bisa memberikan kemaslahatan bagi negeri ini, bahkan bagi seluruh alam raya ini.

Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, selain sejumlah tema penting lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Add This! Blinklist BlueDot Connotea del.icio.us Digg Diigo Facebook FeedMeLinks Google Magnolia Ask.com Yahoo! MyWeb Netvouz Newsvine reddit Simpy SlashDot Spurl StumbleUpon Technorati
Cetak halaman ini Cetak halaman ini      

-->
EDITORIAL
10 Jan 2010

Ketika berbicara di televisi BBC, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyerukan intervensi lebih besar dari Barat di Yaman dan menyerang tuntutan bagi kekhalifahan dunia di dunia Muslim sebagai sebuah “ideologi pembunuh” dan suatu “penyimpangan dari islam “.
Taji Mustafa, Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris berkata: “Gordon Brown, seperti halnya Tony Blair yang memerintah sebelumnya, berbohong [...]

Index Editorial
Leaflet
No Image
09 Jan 2010
بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمٰـــنِ الرَّحِيـــم Sia-sia Saja Menggantungkan Harapan Kepada Rencana-rencana Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)! Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan...
Index Leaflet
KALENDER
January 2010
Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun
   
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
  • 1/24/2010: Halqah Islam dan Peradaban edisi 16
POLLING

Islam hanya mengakui pluralitas, bukan pluralisme. Pandangan Anda?

View Results

Loading ... Loading ...
AL-ISLAM
Al-Islam

ACFTA-PASAR BEBAS 2010: “BUNUH DIRI EKONOMI INDONESIA”

Mulai 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Sebaliknya, Indonesia dipandang akan mendapatkan kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar dalam negeri negara-negara tersebut. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam) dengan Cina, [...]

Index Al Islam

EBOOK DOWNLOAD
Ebook Download

Download buku-buku yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris.

Download disini

RSS NEWSLETTER
Powered By Blogger

Followers