HADHARAH ISLAMIYYAH Headline Animator

Wednesday, June 1, 2011

Mubarak to face trial for killings of protesters on Tahrir Square

MAY 25, 2011

The move by the military government is seen as an attempt to satisfy growing popular anger in Egypt at its failure, since taking over from 83-year-old Mr Mubarak on 11 February, to prosecute and purge members of the old regime.

The former dictator is being charged with the “premeditated murder of some participants in the peaceful protests of the 25 January revolution”.

He is also accused along, with his two sons Alaa and Gamal and a close business associate, with abuse of power in order to make money. Mr Mubarak is currently detained at a hospital in the resort town of Sharm el Sheikh, while his sons are in Tora prison. His 70-year-old wife Suzanne was released on bail after handing $4m and a villa to the state. Charges against Mr Mubarak include accepting as gifts a palace and four villas at Sharm el Sheikh and being part of a conspiracy to sell gas at a cheap price to Israel.

Prosecution of Mr Mubarak, his family and associates has been a central demand of the protesters who are suspicious the military government is planning to let them off the hook. Cairo was swept with rumours that Mr Mubarak was to benefit from an immunity deal under which he would give up part of his fortune and apologise to the Egyptian people for the failings of his regime.

A massive rally, called “Egypt’s second revolution”, is planned for Friday to protest at the lack of change since Mr Mubarak stepped down after at least 846 protesters had been killed. Instead, many of those taking part in subsequent protests have been jailed, beaten and given long sentences after a summary trial by a military tribunal. “I have not seen such activity in organising a big protest in Cairo since the revolution,” said one reform activist.

Protesters are particularly outraged that emergency laws have not been suspended, and are demanding that, at the very least, the police and army should stop torturing people. Official brutality and misuse of arbitrary powers goes on as before, if in a somewhat more muted form. For instance, during a Coptic protest last week, one of those arrested was an electrician taking no part in the demonstration. He was detained when returning home with an electric drill which prosecutors claimed was an “offensive weapon”.

Egypt is currently ruled by the Supreme Council of the Armed Forces (SCAF), a shadowy body of senior military leaders which has been very slow to dismantle the ruthless police state over which Mr Mubarak presided. Though SCAF expressed loyalty to the uprising it has failed notably to provide medical aid to thousands injured in the protests and given no compensation to those who lost breadwinners or businesses. The economy is in bad shape after the revolution at a time when many Egyptians have higher expectations. Foreign exchange reserves have been draining away from $36bn to $28bn since the start of the year, tourism earnings are down by $1bn a month, and industry is working at half capacity. Most of the construction sites in Cairo are idle.

The military government is trying to do enough to satisfy popular anger against the Mubaraks and their business cronies without paralysing economic activity or frightening off foreign investment. But such concessions are often seen by critics of the army as yet one more covert attempt to preserve the status quo.

The Independent

0 comments:

THE METHOD TO ESTABLISH KHILAFAH

video

Blog Archive

archives

Bangsa ini Harus Segera Bertobat

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, negeri ini seolah menjadi negeri segudang bencana; baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan. Bencana alam ada yang bersifat alamiah karena faktor alam (seperti gempa, tsunami, dll), tetapi juga ada yang karena faktor manusia (seperti banjir, kerusakan lingkungan, pencemaran karena limbah industri, dll). Adapun bencana kemanusiaan seperti kemiskinan, kelaparan serta terjadinya banyak kasus kriminal (seperti korupsi, suap-menyuap, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, maraknya aborsi, penyalahgunaan narkoba, dll) adalah murni lebih disebabkan karena ulah manusia. Itu belum termasuk kezaliman para penguasa yang dengan semena-mena menerapkan berbagai UU yang justru menyengsarakan rakyat seperti UU Migas, UU SDA, UU Listrik, UU Penanaman Modal, UU BHP, dll. UU tersebut pada kenyataannya lebih untuk memenuhi nafsu segelintir para pemilik modal ketimbang berpihak pada kepentingan rakyat.

Pertanyaannya: Mengapa semua ini terjadi? Bagaimana pula seharusnya bangsa ini bersikap? Apa yang mesti dilakukan? Haruskah kita menyikapi semua ini dengan sikap pasrah dan berdiam diri karena menganggap semua itu sebagai ’takdir’?

Tentu tidak demikian. Pasalnya, harus disadari, bahwa berbagai bencana dan musibah yang selama ini terjadi lebih banyak merupakan akibat kemungkaran dan kemaksiatan yang telah merajalela di negeri ini. Semua itu tidak lain sebagai akibat bangsa ini telah lama mencampakkan syariah Allah dan malah menerapkankan hukum-hukum kufur di negeri ini.

Karena itu, momentum akhir tahun ini tampaknya bisa digunakan oleh seluruh komponen bangsa ini untuk melakukan muhâsabah, koreksi diri, sembari dengan penuh kesadaran dan kesungguhan melakukan upaya untuk mengatasi berbagai persoalan yang melanda negeri ini. Tampaknya bangsa ini harus segera bertobat dengan segera menerapkan hukum-hukum Allah SWT secara total dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Maka dari itu, perjuangan untuk menegakan syariah Islam di negeri ini tidak boleh berhenti, bahkan harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan. Sebab, sebagai Muslim kita yakin, bahwa hanya syariah Islamlah—dalam wadah Khilafah—yang bisa memberikan kemaslahatan bagi negeri ini, bahkan bagi seluruh alam raya ini.

Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, selain sejumlah tema penting lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Add This! Blinklist BlueDot Connotea del.icio.us Digg Diigo Facebook FeedMeLinks Google Magnolia Ask.com Yahoo! MyWeb Netvouz Newsvine reddit Simpy SlashDot Spurl StumbleUpon Technorati
Cetak halaman ini Cetak halaman ini      

-->
EDITORIAL
10 Jan 2010

Ketika berbicara di televisi BBC, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyerukan intervensi lebih besar dari Barat di Yaman dan menyerang tuntutan bagi kekhalifahan dunia di dunia Muslim sebagai sebuah “ideologi pembunuh” dan suatu “penyimpangan dari islam “.
Taji Mustafa, Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris berkata: “Gordon Brown, seperti halnya Tony Blair yang memerintah sebelumnya, berbohong [...]

Index Editorial
Leaflet
No Image
09 Jan 2010
بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمٰـــنِ الرَّحِيـــم Sia-sia Saja Menggantungkan Harapan Kepada Rencana-rencana Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)! Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan...
Index Leaflet
KALENDER
January 2010
Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun
   
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
  • 1/24/2010: Halqah Islam dan Peradaban edisi 16
POLLING

Islam hanya mengakui pluralitas, bukan pluralisme. Pandangan Anda?

View Results

Loading ... Loading ...
AL-ISLAM
Al-Islam

ACFTA-PASAR BEBAS 2010: “BUNUH DIRI EKONOMI INDONESIA”

Mulai 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Sebaliknya, Indonesia dipandang akan mendapatkan kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar dalam negeri negara-negara tersebut. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam) dengan Cina, [...]

Index Al Islam

EBOOK DOWNLOAD
Ebook Download

Download buku-buku yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris.

Download disini

RSS NEWSLETTER
Powered By Blogger

Followers