HADHARAH ISLAMIYYAH Headline Animator

Saturday, February 26, 2011

Revolutions: False comparisons and the agent of change

SATURDAY, 26 FEBRUARY 2011 15:08 ABID MUSTAFA

E-mailPrintPDF

The unprecedented torrents of revolt sweeping in the Arab world have led many observers to make comparisons with the demise of the Iron Curtain in 1989 or the Iranian revolution in 1979. Both assessments in many ways are misleading-at best they are simply fictitious.

In the fall of the Iron Curtain nations abandoned ‘godless socialism' and embraced free market capitalism. Eastern European countries shifted from Russia's sphere of influence to American colonization. The super power struggle between Soviets and the Americans ended with Russia's defeat and the ascendency of the lone super power America.

In contrast, the domino effect that is toppling autocratic leaders across the North Africa has not ended free market capitalism, nor has it ousted the world's lone super power. Tunisia and Egypt remain staunchly secular, its solutions are capitalistic in nature and both are firmly in the grip of Britain and America. Furthermore, the geopolitical struggle is confined between Europe and America over who controls the hydrocarbons and other riches of the Arab world. If change does materialize, then this will merely be the elimination of European hegemony-especially British control- over countries like Morocco, Algeria, Tunisia, Libya, Yemen and the Gulf countries. Additionally, the face of the ruling system and apparatus will undergo some modifications to make America's rule more palatable to the people and stymie further uprisings.

Equating the Arab revolution with the Iranian one is equally flawed. The fall of the Shah and the arrival of Khomeini only switched the rule in Iran from British hands to America hands. Capitalism still flourishes and is peppered with Islamic dressing which to most observers is misconstrued as a form of theocracy. The fact of the matter is that Iran is a secular regime with some facets of democracy and staunchly operates within ambit of American rules. Again, the present uprising in Iran is not seeking an end to capitalism, American hegemony or for that matter an end to Western patronage. This is the only similarity between the present rebellions in the Arab world and the Iranian revolution.

If valuable lessons have to be learnt then it is quite evident that almost all revolutions in societies that covet change -irrespective of ideological orientations-require domestic partners that can tangibly deliver change and ensure genuine independence from Western interference. These partners are the powerful armies of the Arab and Muslim countries. General Rachid Ammar of Tunisia and General Chief of Staff Lieutenant General Sami Hafiz could have easily catapulted the revolutions towards real and meaningful change. Instead, they betrayed the pure feelings of their people and chose to stand by their Western masters Britain and America. Therefore in both cases the regimes that were responsible for years of despotism, aggression and kufr are still in place awaiting further instructions from the West.

Allah says in Surah Ar-Ra'ad:

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

"Verily, Allah does not change the condition of a people until they change what is within themselves."

The ummah must realize that their appalling situation is destined to change but they must put pressure on the armies who are part of the ummah to join them in this quest to liberate the ummah from the yoke of Western colonialism an return to the rule of Islam.


Feb 22 2011

Source:www.khilafah.com/

0 comments:

THE METHOD TO ESTABLISH KHILAFAH

video

Blog Archive

archives

Bangsa ini Harus Segera Bertobat

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, negeri ini seolah menjadi negeri segudang bencana; baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan. Bencana alam ada yang bersifat alamiah karena faktor alam (seperti gempa, tsunami, dll), tetapi juga ada yang karena faktor manusia (seperti banjir, kerusakan lingkungan, pencemaran karena limbah industri, dll). Adapun bencana kemanusiaan seperti kemiskinan, kelaparan serta terjadinya banyak kasus kriminal (seperti korupsi, suap-menyuap, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, maraknya aborsi, penyalahgunaan narkoba, dll) adalah murni lebih disebabkan karena ulah manusia. Itu belum termasuk kezaliman para penguasa yang dengan semena-mena menerapkan berbagai UU yang justru menyengsarakan rakyat seperti UU Migas, UU SDA, UU Listrik, UU Penanaman Modal, UU BHP, dll. UU tersebut pada kenyataannya lebih untuk memenuhi nafsu segelintir para pemilik modal ketimbang berpihak pada kepentingan rakyat.

Pertanyaannya: Mengapa semua ini terjadi? Bagaimana pula seharusnya bangsa ini bersikap? Apa yang mesti dilakukan? Haruskah kita menyikapi semua ini dengan sikap pasrah dan berdiam diri karena menganggap semua itu sebagai ’takdir’?

Tentu tidak demikian. Pasalnya, harus disadari, bahwa berbagai bencana dan musibah yang selama ini terjadi lebih banyak merupakan akibat kemungkaran dan kemaksiatan yang telah merajalela di negeri ini. Semua itu tidak lain sebagai akibat bangsa ini telah lama mencampakkan syariah Allah dan malah menerapkankan hukum-hukum kufur di negeri ini.

Karena itu, momentum akhir tahun ini tampaknya bisa digunakan oleh seluruh komponen bangsa ini untuk melakukan muhâsabah, koreksi diri, sembari dengan penuh kesadaran dan kesungguhan melakukan upaya untuk mengatasi berbagai persoalan yang melanda negeri ini. Tampaknya bangsa ini harus segera bertobat dengan segera menerapkan hukum-hukum Allah SWT secara total dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Maka dari itu, perjuangan untuk menegakan syariah Islam di negeri ini tidak boleh berhenti, bahkan harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan. Sebab, sebagai Muslim kita yakin, bahwa hanya syariah Islamlah—dalam wadah Khilafah—yang bisa memberikan kemaslahatan bagi negeri ini, bahkan bagi seluruh alam raya ini.

Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, selain sejumlah tema penting lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Add This! Blinklist BlueDot Connotea del.icio.us Digg Diigo Facebook FeedMeLinks Google Magnolia Ask.com Yahoo! MyWeb Netvouz Newsvine reddit Simpy SlashDot Spurl StumbleUpon Technorati
Cetak halaman ini Cetak halaman ini      

-->
EDITORIAL
10 Jan 2010

Ketika berbicara di televisi BBC, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyerukan intervensi lebih besar dari Barat di Yaman dan menyerang tuntutan bagi kekhalifahan dunia di dunia Muslim sebagai sebuah “ideologi pembunuh” dan suatu “penyimpangan dari islam “.
Taji Mustafa, Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris berkata: “Gordon Brown, seperti halnya Tony Blair yang memerintah sebelumnya, berbohong [...]

Index Editorial
Leaflet
No Image
09 Jan 2010
بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمٰـــنِ الرَّحِيـــم Sia-sia Saja Menggantungkan Harapan Kepada Rencana-rencana Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)! Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan...
Index Leaflet
KALENDER
January 2010
Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun
   
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
  • 1/24/2010: Halqah Islam dan Peradaban edisi 16
POLLING

Islam hanya mengakui pluralitas, bukan pluralisme. Pandangan Anda?

View Results

Loading ... Loading ...
AL-ISLAM
Al-Islam

ACFTA-PASAR BEBAS 2010: “BUNUH DIRI EKONOMI INDONESIA”

Mulai 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Sebaliknya, Indonesia dipandang akan mendapatkan kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar dalam negeri negara-negara tersebut. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam) dengan Cina, [...]

Index Al Islam

EBOOK DOWNLOAD
Ebook Download

Download buku-buku yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris.

Download disini

RSS NEWSLETTER
Powered By Blogger

Followers