HADHARAH ISLAMIYYAH Headline Animator

Sunday, July 3, 2011

Afghanistan’s banking crisis is legacy of Western occupation

JULY 1, 2011
kabulbank

With the American redefinition of the Afghan war being announced by President Obama last week some in Afghanistan may think they can now breathe a sigh of relief. After all, the occupying force is leaving, albeit there will still be many thousands of American contractors remaining in the country, but it is it the beginning of the end.

Those who know anything about American foreign policy over the last hundred years will understand that the effects of occupation last well beyond the time final solider heads for home. Colonialism by its very nature is about economic, political and social hegemony and not just physical military occupation.

Afghanistan is a country that has not really known peace for more than a century, let alone the last decade. A constant state of war and fighting has gripped the mountain land. The recent attack on the intercontinental Hotel is just once legacy of American occupation. The fact that two former bank chiefs are on trial for their part in the failure of the Kabul Bank may to seem on the surface like progress, corruption can only be redressed with the strength of the law.

Just like the Western world where greedy bankers were blamed for the near collapse of a number of high profile banks, Sherkhan Farnood and Khalilullah Ferozi stand accused of allowing Kabul Bank to get to the point of near failure; it was eventually rescued by a bail-out from the Afghan Central Bank. Prosecutors have also issued an arrest warrant for Abdul Qadeer Fitrat a former governor of the Central Bank. It has been reported that Firat resigned his position and fled to the US because he feared for his life after exposing other frauds involving high ranked officials including the brother of President Hamid Karzai. The entire Afghan banking sector is currently one big mess.

The accusations against the three include corruption, issuing of unauthorised loans worth hundreds of millions of dollars and the unauthorised printing of money. The kind of activities a more common to a banana republic, a category Greece has recently joined.

As Greece is finding out the Economy of any nation is pivotal to its future strength and success otherwise you are left at the behest of the IMF sharks who will dictate policy that will lead to ruin. The crisis at Kabul Bank is just a taste of what is to come under the capitalist banking model which is being implemented in Afghanistan. Even a strong political leadership and stronger regulation would never be able to stop the banks playing roulette with ordinary peoples money, the banking bust in the UK has clearly shown this. The troubles at Kabul Bank have put into jeopardy the salaries of teachers, those in the army and policeman in an already poverty ravaged country.

Hamid Karzai for his part is putting the blame squarely on ‘foreign advisors’ for creating the crisis however it is more than advice that is the problem here, it is the attitude of ‘copy-and-paste’ economics. Afghanistan is indicative of the kind of problems which plague the wider Muslim world.

Despite everything that is occurring in the heart of the liberal world there is still a longing desire (amongst the ruling elite) to be like the ‘West’, maybe it is because there is a quick buck to be made.

Long after the last NATO solider leaves Afghani soil (if they ever do) and long after the names of the three F’s Farnood, Ferozi and Fitrat are but a distant memory the disaster that capitalism creates will live on.

Corruption and mismanagement is just a by-product of Western banking practice, in the West it is called ‘white collar crime’ in the East they simply call a thief a thief.

Only a move towards and the implementation of the Islamic economic system via the Khilafah will improve the lives of ordinary Muslims in Afghanistan. Until then the Muslims will be occupied physically, economically and politically by the failed systems and ideology of the colonial powers.



Source: www.hizb.org.uk

0 comments:

THE METHOD TO ESTABLISH KHILAFAH

video

Blog Archive

archives

Bangsa ini Harus Segera Bertobat

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, negeri ini seolah menjadi negeri segudang bencana; baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan. Bencana alam ada yang bersifat alamiah karena faktor alam (seperti gempa, tsunami, dll), tetapi juga ada yang karena faktor manusia (seperti banjir, kerusakan lingkungan, pencemaran karena limbah industri, dll). Adapun bencana kemanusiaan seperti kemiskinan, kelaparan serta terjadinya banyak kasus kriminal (seperti korupsi, suap-menyuap, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, maraknya aborsi, penyalahgunaan narkoba, dll) adalah murni lebih disebabkan karena ulah manusia. Itu belum termasuk kezaliman para penguasa yang dengan semena-mena menerapkan berbagai UU yang justru menyengsarakan rakyat seperti UU Migas, UU SDA, UU Listrik, UU Penanaman Modal, UU BHP, dll. UU tersebut pada kenyataannya lebih untuk memenuhi nafsu segelintir para pemilik modal ketimbang berpihak pada kepentingan rakyat.

Pertanyaannya: Mengapa semua ini terjadi? Bagaimana pula seharusnya bangsa ini bersikap? Apa yang mesti dilakukan? Haruskah kita menyikapi semua ini dengan sikap pasrah dan berdiam diri karena menganggap semua itu sebagai ’takdir’?

Tentu tidak demikian. Pasalnya, harus disadari, bahwa berbagai bencana dan musibah yang selama ini terjadi lebih banyak merupakan akibat kemungkaran dan kemaksiatan yang telah merajalela di negeri ini. Semua itu tidak lain sebagai akibat bangsa ini telah lama mencampakkan syariah Allah dan malah menerapkankan hukum-hukum kufur di negeri ini.

Karena itu, momentum akhir tahun ini tampaknya bisa digunakan oleh seluruh komponen bangsa ini untuk melakukan muhâsabah, koreksi diri, sembari dengan penuh kesadaran dan kesungguhan melakukan upaya untuk mengatasi berbagai persoalan yang melanda negeri ini. Tampaknya bangsa ini harus segera bertobat dengan segera menerapkan hukum-hukum Allah SWT secara total dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Maka dari itu, perjuangan untuk menegakan syariah Islam di negeri ini tidak boleh berhenti, bahkan harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan. Sebab, sebagai Muslim kita yakin, bahwa hanya syariah Islamlah—dalam wadah Khilafah—yang bisa memberikan kemaslahatan bagi negeri ini, bahkan bagi seluruh alam raya ini.

Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, selain sejumlah tema penting lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Add This! Blinklist BlueDot Connotea del.icio.us Digg Diigo Facebook FeedMeLinks Google Magnolia Ask.com Yahoo! MyWeb Netvouz Newsvine reddit Simpy SlashDot Spurl StumbleUpon Technorati
Cetak halaman ini Cetak halaman ini      

-->
EDITORIAL
10 Jan 2010

Ketika berbicara di televisi BBC, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyerukan intervensi lebih besar dari Barat di Yaman dan menyerang tuntutan bagi kekhalifahan dunia di dunia Muslim sebagai sebuah “ideologi pembunuh” dan suatu “penyimpangan dari islam “.
Taji Mustafa, Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris berkata: “Gordon Brown, seperti halnya Tony Blair yang memerintah sebelumnya, berbohong [...]

Index Editorial
Leaflet
No Image
09 Jan 2010
بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمٰـــنِ الرَّحِيـــم Sia-sia Saja Menggantungkan Harapan Kepada Rencana-rencana Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)! Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan...
Index Leaflet
KALENDER
January 2010
Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun
   
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
  • 1/24/2010: Halqah Islam dan Peradaban edisi 16
POLLING

Islam hanya mengakui pluralitas, bukan pluralisme. Pandangan Anda?

View Results

Loading ... Loading ...
AL-ISLAM
Al-Islam

ACFTA-PASAR BEBAS 2010: “BUNUH DIRI EKONOMI INDONESIA”

Mulai 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Sebaliknya, Indonesia dipandang akan mendapatkan kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar dalam negeri negara-negara tersebut. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam) dengan Cina, [...]

Index Al Islam

EBOOK DOWNLOAD
Ebook Download

Download buku-buku yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris.

Download disini

RSS NEWSLETTER
Powered By Blogger

Followers