HADHARAH ISLAMIYYAH Headline Animator

Monday, December 28, 2009

A Forgotten Lesson of the 10th of Muharram (Ashura)

Thursday, 29 December 2009 7:33
















Muharram is a blessed month, of which the 10th is a unique date. Muslims are recommended to fast on the 9th and 10th or the 10th and 11th.

There are many events in history which have taken place on this date, but in our time, a very important lesson continues to be overlooked each year. This, we must not allow to continue.

Muharram is a blessed month of which a lot has been written and so will not be repeated here albeit as a brief reminder. What is of greater significance for us in today's time is a political lesson in the martyrdom of Hussain (RA).


Historically, the 10th of Muharram is a special and a unique date like no other that connects many of Allah's (SWT) Prophets (AS).

On this day...

1. Allah (SWT) saved Sayyidina Nuh (AS) and his companions in the ark.
2. Allah (SWT) spoke directly to Sayyidina Musa (AS) and gave him the Commandments. Also on this day,
3. Sayyidina Imam Hussain (RA) achieved the honour of Martyrdom.

No doubt the 10th is a unique and momentous day which should be remembered. A day which links many of the Prophets together in struggle against tyranny and forgiveness.

However the last event listed carries a special significance for us because Imam Hussain (RA) struggled against Yazid who had usurped the right to become the Khaleefah and attempted to force himself on the ummah. A man can only become the rightful Khaleefah with the pledge of allegiance. No man can be a ruler without the consent of the ummah. Yet, Yazid attempted to circumvent this sunnah of the Prophet صلى الله عليه وسلم. Imam Hussain (RA) stood up to this political tyranny and paid with his life.

No man can be a ruler by force nor can a man be a ruler by birthright. It is only the pledge of the ummah that crowns a man a ruler. This a a fundamental principle in Islamic ruling which today has been disregarded.

This lesson was taught to us the very day after which the Prophet صلى الله عليه وسلم left for a better abode. The dispute which grouped the Muslims into Sunni and Shia was over who should be the first Khaleefah. Abu Bakr (RA) was voted in as the first Khaleefah and hence he was the rightful Khaleefah. The Prophet صلى الله عليه وسلم didn't appoint his successor, not as an oversight, but to establish the principle that the ummah has the right to choose her ruler. Neither was the successor of the Prophet صلى الله عليه وسلم appointed due to birthright, as this would have legalised monarchical rule. Even when Bani Hanifah placed a condition on giving the Prophet صلى الله عليه وسلم their support on the successor coming from their tribe, the Prophet صلى الله عليه وسلم did not stipulate who that would be because it was the ummah's right to choose.

In short, the ruler is appointed by the people on condition he rules by Islam. The ummah today is plagued by dictators and agents who rule over her. It is high time the ummah took back her right and appoints the rightful Khaleefah. The sacrifice of Hussain (RA) is once again being called for.

http://www.khilafah.com/index.php/concepts/islamic-culture/8385-a-forgotten-lesson-of-the-10th-of-muharram-ashura

0 comments:

THE METHOD TO ESTABLISH KHILAFAH

video

Bangsa ini Harus Segera Bertobat

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, negeri ini seolah menjadi negeri segudang bencana; baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan. Bencana alam ada yang bersifat alamiah karena faktor alam (seperti gempa, tsunami, dll), tetapi juga ada yang karena faktor manusia (seperti banjir, kerusakan lingkungan, pencemaran karena limbah industri, dll). Adapun bencana kemanusiaan seperti kemiskinan, kelaparan serta terjadinya banyak kasus kriminal (seperti korupsi, suap-menyuap, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, maraknya aborsi, penyalahgunaan narkoba, dll) adalah murni lebih disebabkan karena ulah manusia. Itu belum termasuk kezaliman para penguasa yang dengan semena-mena menerapkan berbagai UU yang justru menyengsarakan rakyat seperti UU Migas, UU SDA, UU Listrik, UU Penanaman Modal, UU BHP, dll. UU tersebut pada kenyataannya lebih untuk memenuhi nafsu segelintir para pemilik modal ketimbang berpihak pada kepentingan rakyat.

Pertanyaannya: Mengapa semua ini terjadi? Bagaimana pula seharusnya bangsa ini bersikap? Apa yang mesti dilakukan? Haruskah kita menyikapi semua ini dengan sikap pasrah dan berdiam diri karena menganggap semua itu sebagai ’takdir’?

Tentu tidak demikian. Pasalnya, harus disadari, bahwa berbagai bencana dan musibah yang selama ini terjadi lebih banyak merupakan akibat kemungkaran dan kemaksiatan yang telah merajalela di negeri ini. Semua itu tidak lain sebagai akibat bangsa ini telah lama mencampakkan syariah Allah dan malah menerapkankan hukum-hukum kufur di negeri ini.

Karena itu, momentum akhir tahun ini tampaknya bisa digunakan oleh seluruh komponen bangsa ini untuk melakukan muhâsabah, koreksi diri, sembari dengan penuh kesadaran dan kesungguhan melakukan upaya untuk mengatasi berbagai persoalan yang melanda negeri ini. Tampaknya bangsa ini harus segera bertobat dengan segera menerapkan hukum-hukum Allah SWT secara total dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Maka dari itu, perjuangan untuk menegakan syariah Islam di negeri ini tidak boleh berhenti, bahkan harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan. Sebab, sebagai Muslim kita yakin, bahwa hanya syariah Islamlah—dalam wadah Khilafah—yang bisa memberikan kemaslahatan bagi negeri ini, bahkan bagi seluruh alam raya ini.

Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, selain sejumlah tema penting lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Add This! Blinklist BlueDot Connotea del.icio.us Digg Diigo Facebook FeedMeLinks Google Magnolia Ask.com Yahoo! MyWeb Netvouz Newsvine reddit Simpy SlashDot Spurl StumbleUpon Technorati
Cetak halaman ini Cetak halaman ini      

-->
EDITORIAL
10 Jan 2010

Ketika berbicara di televisi BBC, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyerukan intervensi lebih besar dari Barat di Yaman dan menyerang tuntutan bagi kekhalifahan dunia di dunia Muslim sebagai sebuah “ideologi pembunuh” dan suatu “penyimpangan dari islam “.
Taji Mustafa, Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris berkata: “Gordon Brown, seperti halnya Tony Blair yang memerintah sebelumnya, berbohong [...]

Index Editorial
Leaflet
No Image
09 Jan 2010
بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمٰـــنِ الرَّحِيـــم Sia-sia Saja Menggantungkan Harapan Kepada Rencana-rencana Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)! Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan...
Index Leaflet
KALENDER
January 2010
Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun
   
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
  • 1/24/2010: Halqah Islam dan Peradaban edisi 16
POLLING

Islam hanya mengakui pluralitas, bukan pluralisme. Pandangan Anda?

View Results

Loading ... Loading ...
AL-ISLAM
Al-Islam

ACFTA-PASAR BEBAS 2010: “BUNUH DIRI EKONOMI INDONESIA”

Mulai 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Sebaliknya, Indonesia dipandang akan mendapatkan kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar dalam negeri negara-negara tersebut. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam) dengan Cina, [...]

Index Al Islam

EBOOK DOWNLOAD
Ebook Download

Download buku-buku yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris.

Download disini

RSS NEWSLETTER
Powered By Blogger

Followers