HADHARAH ISLAMIYYAH Headline Animator

Saturday, October 18, 2008

Ekonomi Kapitalis Dalam Kehancuran

بسم الله الرحمن الرحيم

Ekonomi Kapitalis dalam Kehancuran,
Setelah Sosialisme-Komunisme
Hanya Islamlah satu-satunya Penyelesaian dan Bebas dari Berbagai Krisis Ekonomi

Krisis kredit hartanah telah meletup, meliputi perniagaan gadai janji, yang jurang hutang semakin melebar, di mana para penghutang tidak mampu lagi membayar, sehingga membuat bank dan institusi kewangan terbesar di Amerika, runtuh/muflis atau nyaris muflis. Akibat propaganda besar-besaran terhadap pasar kredit hartanah di Amerika, serta tarikan menarik mengenai keuntungan yang akan melimpah sebagaimana yang digambarkan promosi iklan, maka bank-bank dan pasar modal dunia segera melakukan pelaburan di pasar ini. Begitulah keruntuhan bank dan institusi kewangan Amerika menjangkiti kebanyakan belahan dunia, sehingga Amerika “bersin” ia akan menyebabkan dunia juga dijangkiti penyakit yang sama.
Sejumlah institusi kewangan telah menganggarkan kerugian akibat kredit hartanah tersebut, di Amerika saja mencapai 300 bilion dolar US, sementara di negara-negara lain dianggarkan 550 bilion dolar US. Setengah Negara yang terlibat kesan ini, khususnya negara kaya, mulai menyuntik dana berbilion dolar ke pasar modal untuk mengembalikan kepercayaan dan menyediakan kecairan untuk menggerakkan aktiviti ekonomi. Bahkan, sebahagian ada yang melakukan campurtangan langsung sampai pada tahap memiliknegara sebagian bank, sebagaimana yang terjadi di Britain.
Begitulah, prinsip sistem ekonomi Kapitalis terpenting, iaitu pasar bebas dan laissez faire dan tidak adanya campurtangan negara, telah musnah. Dua prinsip ini merupakan “akidah” bagi kaum Kapitalis, hingga Dewan Senat Amerika pada bulan Oktober 1999 mengeluarkan undang-undang yang mengharamkan terhadap setiap bentuk pembatasan atau halangan terhadap sistem kewangan, bahkan menegaskan kendali pasar modal harus bebas terbuka selebar-lebarnya. Akibatnya, prinsip ini nampak kerusakan dan kebatilannya bagi para pembuatnya sendiri, hingga kempen Kapitalisme, iaitu Amerika Syarikat, mengumumkan campurtangan negara dalam pasar modal adalah atas persetujuan Kongres saat ini iaitu Senat dan Dewan Perwakian Rakyat (House of Representatives), dalam rencana penyelamatan yang dibuat oleh Setiuasaha Perbendaharaan Amerika, Henry Poulson, dengan suntikan 700 bilion dolar US guna membeli instrumen kewangan yang dikeluarkan oleh bank-bank dan institusi kewangan dalam pasaran gadaijanji hartanah. Satu jam saja, setelah keputusan Kongres, Paulson segera melaksanakan rencana penyelamatannya.
Dengan kata lain, selepas sistem Sosialisme-Komunisme terkubur, sistem ekonomi Kapitalis benar-benar telah mati.
Peristiwa ini menyebabkan berbagai langkah juga telah dilakukan secara global. Empat negara besar Eropah, Perancis, Jerman, Inggris dan Itali segera mengadakan pertemuan, dan mengundang pertemuan lebih luas untuk mengkaji sistem monetari. Begitu juga menteri-menteri kewangan dan para pimpinan bank pusat sama ada yang bergabung dalam G-7 atau G-8 (kalau Rusia terlibat) mengadakan pertemuan dalam waktu dekat di Washington.
Namun, apakah usaha-usaha ini boleh menyelamatkan ekonomi Kapitalis, sebagaimana yang dikehendaki?
Sebenarnya, siapa saja yang meneliti realiti sistem ekonomi Kapitalis dewasa ini, akan melihatnya berada di tepi jurang yang dalam, jika belum terperosok di dalamnya. Semua rencana penyelamatan yang mereka buat tidak akan pernah mampu memperbaiki keadaannya, kecuali menjadi ubat bius yang meringankan rasa sakit untuk sementara waktu sahaja. Itu karena sebab-sebab kehancurannya memerlukan penyelesaian serius hingga ke akar umbinya, bukan hanya menampal kerosakannya.
Prinsip dan akar masalahnya sebenarnya ada empat perkara:
Pertama, dengan menyingkirkan emas sebagai cadangan mata wang, dan membawa dolar US sebagai standard mata wang dalam Perjanjian Bretton woods, setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagai pengganti mata wang pada awal dekad tujuh puluhan, telah menyebabkan dolar mendominasi perekonomian global. Akibatnya, kegoncangan ekonomi sekecil mana sekalipun yang terjadi di Amerika pasti akan menjadi pukulan dan tempias bagi perekonomian negara-negara lain. Sebab, sebagian besar kewangan Negara lain mengikat kepada dollar US, jika tidak keseluruhannya, yang mana nilai intrinsiknya tidak setara dengan kertas dan tulisan yang tertera di atasnya. Walaupun, setelah euro memasuki arena tersebut, dolar US tetap saja memiliki dominen terbesar di mana kebanyakan kewangan dollar US diikat secara umum.
Karena itu, selama mana emas tidak menjadi cadangan mata wang, maka krisis ekonomi seperti ini akan terus berulang. Sekecil manapun krisis yang menimpa dollar US, maka krisis tersebut akan dengan segera menjalar dan mengoncang perekonomian negara-negara lain. Bahkan polisi Amerika yang akan memberi impak terhadap dolar, juga memberi impak pada dunia yang lain. Bahkan, keadaan seperti ini akan menimpa wang kertas negara manapun yang mempunyai kontrol terhadap negara lain.
Kedua, hutang-hutang riba juga menciptakan kesusahan dan masalah perekomian yang besar. Walaupun,pinjaman asal atau pokok dibayar secara beransur-ansur dan secara berjadual ia akan berkurangan akhirnya tetapi kebanyakkan peminjam tidak dapat melunaskan pinjamannya hingga kadar hutang pokoknya menggelembung seiring dengan waktu, sesuai dengan sistem riba yang dikenakan kepadanya. Akibatnya, ketidakmampuan individu dan negara dalam banyak keadaan tidak dapat membayar menjadi perkara yang nyata. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya krisis bayaran balik pinjaman, dan lambatnya aktiviti perekonomian, karena ketidakmampuan sebahagian besar kelas menengah untuk membayar balik pinjaman dan memberi kesan terhadap pengeluaran.
Ketiga, sistem yang digunakan di bursa dan pasar modal, iaitu jual-beli saham, obligasi dan komoditi tanpa adanya syarat serah-terima (aqad ijarah) komoditi yang berkaitan, bahkan diperjualbelikan berkali-kali, tanpa melibatkan komoditi tersebut berpindah tangan pemiliknya yang asal, adalah suatu sistem yang batil dan menimbulkan kesulitan dan masalah, bukan sistem yang boleh menyelesaikan masalah, dimana naik dan turunnya transaksi terjadi tanpa proses serah terima, bahkan tanpa adanya komiditi yang berkaitan. Semuanya itu mengarah terjadinya spekulasi dan kegoncangan di pasar modal. Begitulah, berbagai kerugian dan keuntungan terus terjadi melalui berbagai cara penipuan dan manipulasi. Semuanya terus berjalan dan berjalan, sampai terkuak dan menjadi malapetaka ekonomi.
Keempat, perkara penting, iaitu kejahilan akan fakta kepemilikan oleh Timur dan Barat. Mengikut Ideologi Sosialisme-Komunisme kepemilikan umum dikuasai oleh negara, dan kepemilikan peribadi yang dikuasai oleh kelompok tertentu. Bagi Ideologi Kapitalisme Liberal, Negara pun tidak akan campur tangan sesuai dengan falsafah pasar bebas.
Kejahilan akan realiti dan fakta kepemilikan ini memang telah dan akan menyebabkan goncangan dan masalah ekonomi. Itu karena kepemilikan tersebut bukanlah sesuatu yang dikuasai oleh negara atau kelompok tertentu, melainkan ada tiga macam:
Kepemilikan umum meliputi semua sumber, baik berbentuk pepejal, cair maupun gas, seperti minyak, besi, tembaga, emas dan gas. Termasuk semua yang tersimpan di perut bumi, dan semua bentuk sumber tenaga, juga industri berat berasaskan sumber tenaga sebagai komponen utamanya. Maka, negara harus mengekplorasi dan mendistribusikannya kepada rakyat, baik dalam bentuk barang maupun perkhidmatan.
Kepemilikan negara adalah semua kekayaan yang diambil negara, seperti cukai dengan segala bentuknya, serta perdagangan, industri dan pertanian yang diusahakan oleh negara, adalah di luar kepemilikan umum. Semuanya ini dibiayai oleh negara sesuai dengan kepentingan negara.
Kemudian kepemilikan pribadi, yang merupakan bentuk lain. Kepemilikan ini boleh dikelola oleh individu sesuai dengan hukum syara’.
Menjadikan kepemilikan-kepemilikan ini sebagai satu bentuk kepemilikan yang dikuasai oleh negara, atau kelompok tertentu, sudah pasti akan menyebabkan krisis, bahkan kegagalan. Begitulah, berakhirnya model ekonomi Sosialisme, karena telah menjadikan semua kepemilikan dikuasai oleh negara. Sosialisme memang berhasil dalam perkara yang memang dikuasai oleh negara, seperti industri berat, minyak dan sejenisnya. Namun, gagal dalam perkara yang memang seharusnya dikuasai oleh individu, seperti umumnya pertanian, perdagangan dan industri pertengahan. Keadaan inilah yang membawa kepada kehancuran. Kapitalisme juga gagal, dan setelah sekian waktu, kini sampai kepada kehancurannya. Itu adalah kerana Kapitalisme telah menjadikan individu, perusahaan dan institusi berhak memiliki apa yang menjadi milik umum, seperti minyak, gas, semua bentuk sumber tenaga, industri berat dan seterusnya. Sementara negara tetap berada di luar pasar dan bebas dari semua kepemilikan tersebut. Itu merupakan konsekuensi dari ekonomi pasar bebas, privatisasi dan globalisasi. Hasilnya adalah kegoncangan secara beruntun dan kehancuran dengan cepat, dari pasar modal menjalar ke sektor lain, dan dari institusi kewangan menjalar ke yang lain.
Begitulah, Sosialisme-Komunisme telah runtuh, dan kini Kapitalisme sedang atau nyaris runtuh.
Sesungguhnya sistem ekonomi Islamlah satu-satunya solusi yang kental dan bebas dari semua krisis ekonomi. Karena sistem ekonomi Islam benar-benar telah mencegah semua faktor yang menyebabkan krisis ekonomi:
Ia telah menetapkan, bahwa emas dan perak merupakan mata wang, bukan yang lain. Mengeluarkan kertas sebagai pengganti harus disandar pada emas dan perak, dengan nilai yang sama dan dapat ditukar, disaat ada permintaan. Dengan begitu, wang kertas negara manapun tidak akan didominasi oleh wang negara lain. Sebaliknya, wang tersebut mempunyai nilai intrinsik yang tetap, dan tidak berubah.
Sistem ekonomi Islam juga melarang riba, baik nasiah maupun fadhal, juga menetapkan pinjaman untuk membantu orang-orang yang memerlukan tanpa tambahan (bunga) dari wang pokoknya. Di Baitul Mal, juga terdapat bagian khusus untuk pinjaman bagi mereka yang memerlukankan, termasuk para petani, sebagai bentuk bantuan untuk mereka, tanpa ada unsur riba sedikitpun di dalamnya.
Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum dikuasai oleh penjualnya, sehingga haram hukumnya menjual barang yang tidak menjadi milik seseorang. Haram memindahtangan kertas berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Islam juga mengharamkan semua sarana penipuan dan manipulasi yang dibolehkan oleh Kapitalisme, dengan prinsip kebebasan kepemilikan.
Sistem ekonomi Islam juga melarang individu, institusi dan perusahaan memiliki apa yang menjadi kepemilikan umum, seperti minyak, galian, sumber tenaga, dan letrik. Islam menjadikan negara sebagai penguasanya dan pengurus sesuai dengan ketentuan hukum syara’.
Begitulah, sistem ekonomi Islam benar-benar telah menyelesaikan semua kegoncangan dan krisis ekonomi yang mengakibatkan penderitaan manusia. Ia merupakan sistem yang difardhukan oleh Tuhan semesta alam, yang Maha Tahu apa yang baik untuk seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman:
﴿أَلاَ يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ﴾
“Apakah Allah Yang Maha menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (Q.s. al-Mulk [67]: 14)
Wahai kaum Muslim:
Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan kedudukan kepada anda dengan kedudukan yang agung, melalui agama Islam yang agung ini. Agama yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya SAW. Dia telah menjadikannya sebagai peringatan kepada anda. Dengannya, anda dahulu pernah menjadi umat terbaik yang dihadirkan untuk seluruh umat manusia. Demikian halnya dengan penerapan Islam telah menjadikan anda bahagia. Bukan hanya bagi anda saja, tetapi juga kebahagiaan bagi seluruh umat manusia, setelah mereka mengalami nestapa dan terus dirundung nestapa, karena dililit sistem syaitan buatan manusia, yang mencekik leher mereka.
Hanya saja, penerapan Islam yang agung ini tidak cukup hanya dengan mengumpulkannya di dalam kandungan buku, melainkan dengan mendirikan negara yang mengembang dan menerapkannya, iaitu negara Khilafah Rasyidah yang akan menghidupkan anda dalam kehidupan yang indah, aman dan menenteramkan.
Namun, Allah tidak pernah menurunkan malaikat yang akan mendirikan negara untuk anda, sementara anda hanya berdiam diri. Justru mendirikannya merupakan kewajiban agung bagi anda, di mana Rasulullah SAW telah mendirikan negara di Madinah, dan langkah baginda pun kemudian diikuti oleh para sahabat baginda —semoga Allah meridhai mereka, dan para tabiin, dengan sempurna.
wahai kaum Muslim, berjuanglah bersama Hizbut Tahrir, bantu dan dukunglah Hizb. Mintalah anugerah kepada Allah agar Anda bersama-sama dengan Hizb termasuk orang-orang yang diberikan kemuliaan oleh Allah, dimana melalui tangan-tangan merekalah Allah SWT. akan mewujudkan janji-Nya untuk memberikan kekuasaan di muka bumi, dan terwujudlah kabar gembira (busyra) Rasulullah SAW akan kembalinya Khilafah yang mengikuti metode kenabian untuk kedua kalinya. Andalah, wahai kaum Muslim, yang akan menjadi/pembawa lampu suluh dunia, pengemban obor kebaikan di dalamnya, dan paling berhak dan layak untuk memimpinnya.
Allah berfirman:
﴿وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ﴾
“Allah maha kuasa atas segala urusan-Nya, namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Q.s. Yusuf [12]: 21)
Hizb ut-Tahrir
8 Shawwal, 1429 A.H
7 October, 2008 C.E.
(Terjemahan dari http://www.khilafah.com/index.php/analysis/america/4025-the-capitalist-economy-is-self-destructing)

Ekonomi Kapitalis Dalam Kehancuran, Setelah Keruntuhan Sosialisme-Komunisme Hanya Islamlah Satu-satunya Penyelesaian dan Bebas dari Berbagai Krisis Ek

">بسم الله الرحمن الرحيم<

Krisis kredit hartanah telah meletup, meliputi perniagaan gadai janji, yang jurang hutang semakin melebar, di mana para penghutang tidak mampu lagi membayar, sehingga membuat bank dan institusi kewangan terbesar di Amerika, runtuh/muflis atau nyaris muflis. Akibat propaganda besar-besaran terhadap pasar kredit hartanah di Amerika, serta tarikan menarik mengenai keuntungan yang akan melimpah sebagaimana yang digambarkan promosi iklan, maka bank-bank dan pasar modal dunia segera melakukan pelaburan di pasar ini. Begitulah keruntuhan bank dan institusi kewangan Amerika menjangkiti kebanyakan belahan dunia, sehingga Amerika “bersin” ia akan menyebabkan dunia juga dijangkiti penyakit yang sama.
Sejumlah institusi kewangan telah menganggarkan kerugian akibat kredit hartanah tersebut, di Amerika saja mencapai 300 bilion dolar US, sementara di negara-negara lain dianggarkan 550 bilion dolar US. Setengah Negara yang terlibat kesan ini, khususnya negara kaya, mulai menyuntik dana berbilion dolar ke pasar modal untuk mengembalikan kepercayaan dan menyediakan kecairan untuk menggerakkan aktiviti ekonomi. Bahkan, sebahagian ada yang melakukan campurtangan langsung sampai pada tahap memiliknegara sebagian bank, sebagaimana yang terjadi di Britain.
Begitulah, prinsip sistem ekonomi Kapitalis terpenting, iaitu pasar bebas dan laissez faire dan tidak adanya campurtangan negara, telah musnah. Dua prinsip ini merupakan “akidah” bagi kaum Kapitalis, hingga Dewan Senat Amerika pada bulan Oktober 1999 mengeluarkan undang-undang yang mengharamkan terhadap setiap bentuk pembatasan atau halangan terhadap sistem kewangan, bahkan menegaskan kendali pasar modal harus bebas terbuka selebar-lebarnya. Akibatnya, prinsip ini nampak kerusakan dan kebatilannya bagi para pembuatnya sendiri, hingga kempen Kapitalisme, iaitu Amerika Syarikat, mengumumkan campurtangan negara dalam pasar modal adalah atas persetujuan Kongres saat ini iaitu Senat dan Dewan Perwakian Rakyat (House of Representatives), dalam rencana penyelamatan yang dibuat oleh Setiuasaha Perbendaharaan Amerika, Henry Poulson, dengan suntikan 700 bilion dolar US guna membeli instrumen kewangan yang dikeluarkan oleh bank-bank dan institusi kewangan dalam pasaran gadaijanji hartanah. Satu jam saja, setelah keputusan Kongres, Paulson segera melaksanakan rencana penyelamatannya.
Dengan kata lain, selepas sistem Sosialisme-Komunisme terkubur, sistem ekonomi Kapitalis benar-benar telah mati.
Peristiwa ini menyebabkan berbagai langkah juga telah dilakukan secara global. Empat negara besar Eropah, Perancis, Jerman, Inggris dan Itali segera mengadakan pertemuan, dan mengundang pertemuan lebih luas untuk mengkaji sistem monetari. Begitu juga menteri-menteri kewangan dan para pimpinan bank pusat sama ada yang bergabung dalam G-7 atau G-8 (kalau Rusia terlibat) mengadakan pertemuan dalam waktu dekat di Washington.
Namun, apakah usaha-usaha ini boleh menyelamatkan ekonomi Kapitalis, sebagaimana yang dikehendaki?
Sebenarnya, siapa saja yang meneliti realiti sistem ekonomi Kapitalis dewasa ini, akan melihatnya berada di tepi jurang yang dalam, jika belum terperosok di dalamnya. Semua rencana penyelamatan yang mereka buat tidak akan pernah mampu memperbaiki keadaannya, kecuali menjadi ubat bius yang meringankan rasa sakit untuk sementara waktu sahaja. Itu karena sebab-sebab kehancurannya memerlukan penyelesaian serius hingga ke akar umbinya, bukan hanya menampal kerosakannya.
Prinsip dan akar masalahnya sebenarnya ada empat perkara:
Pertama, dengan menyingkirkan emas sebagai cadangan mata wang, dan membawa dolar US sebagai standard mata wang dalam Perjanjian Bretton woods, setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagai pengganti mata wang pada awal dekad tujuh puluhan, telah menyebabkan dolar mendominasi perekonomian global. Akibatnya, kegoncangan ekonomi sekecil mana sekalipun yang terjadi di Amerika pasti akan menjadi pukulan dan tempias bagi perekonomian negara-negara lain. Sebab, sebagian besar kewangan Negara lain mengikat kepada dollar US, jika tidak keseluruhannya, yang mana nilai intrinsiknya tidak setara dengan kertas dan tulisan yang tertera di atasnya. Walaupun, setelah euro memasuki arena tersebut, dolar US tetap saja memiliki dominen terbesar di mana kebanyakan kewangan dollar US diikat secara umum.
Karena itu, selama mana emas tidak menjadi cadangan mata wang, maka krisis ekonomi seperti ini akan terus berulang. Sekecil manapun krisis yang menimpa dollar US, maka krisis tersebut akan dengan segera menjalar dan mengoncang perekonomian negara-negara lain. Bahkan polisi Amerika yang akan memberi impak terhadap dolar, juga memberi impak pada dunia yang lain. Bahkan, keadaan seperti ini akan menimpa wang kertas negara manapun yang mempunyai kontrol terhadap negara lain.
Kedua, hutang-hutang riba juga menciptakan kesusahan dan masalah perekomian yang besar. Walaupun,pinjaman asal atau pokok dibayar secara beransur-ansur dan secara berjadual ia akan berkurangan akhirnya tetapi kebanyakkan peminjam tidak dapat melunaskan pinjamannya hingga kadar hutang pokoknya menggelembung seiring dengan waktu, sesuai dengan sistem riba yang dikenakan kepadanya. Akibatnya, ketidakmampuan individu dan negara dalam banyak keadaan tidak dapat membayar menjadi perkara yang nyata. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya krisis bayaran balik pinjaman, dan lambatnya aktiviti perekonomian, karena ketidakmampuan sebahagian besar kelas menengah untuk membayar balik pinjaman dan memberi kesan terhadap pengeluaran.
Ketiga, sistem yang digunakan di bursa dan pasar modal, iaitu jual-beli saham, obligasi dan komoditi tanpa adanya syarat serah-terima (aqad ijarah) komoditi yang berkaitan, bahkan diperjualbelikan berkali-kali, tanpa melibatkan komoditi tersebut berpindah tangan pemiliknya yang asal, adalah suatu sistem yang batil dan menimbulkan kesulitan dan masalah, bukan sistem yang boleh menyelesaikan masalah, dimana naik dan turunnya transaksi terjadi tanpa proses serah terima, bahkan tanpa adanya komiditi yang berkaitan. Semuanya itu mengarah terjadinya spekulasi dan kegoncangan di pasar modal. Begitulah, berbagai kerugian dan keuntungan terus terjadi melalui berbagai cara penipuan dan manipulasi. Semuanya terus berjalan dan berjalan, sampai terkuak dan menjadi malapetaka ekonomi.
Keempat, perkara penting, iaitu kejahilan akan fakta kepemilikan oleh Timur dan Barat. Mengikut Ideologi Sosialisme-Komunisme kepemilikan umum dikuasai oleh negara, dan kepemilikan peribadi yang dikuasai oleh kelompok tertentu. Bagi Ideologi Kapitalisme Liberal, Negara pun tidak akan campur tangan sesuai dengan falsafah pasar bebas.
Kejahilan akan realiti dan fakta kepemilikan ini memang telah dan akan menyebabkan goncangan dan masalah ekonomi. Itu karena kepemilikan tersebut bukanlah sesuatu yang dikuasai oleh negara atau kelompok tertentu, melainkan ada tiga macam:
Kepemilikan umum meliputi semua sumber, baik berbentuk pepejal, cair maupun gas, seperti minyak, besi, tembaga, emas dan gas. Termasuk semua yang tersimpan di perut bumi, dan semua bentuk sumber tenaga, juga industri berat berasaskan sumber tenaga sebagai komponen utamanya. Maka, negara harus mengekplorasi dan mendistribusikannya kepada rakyat, baik dalam bentuk barang maupun perkhidmatan.
Kepemilikan negara adalah semua kekayaan yang diambil negara, seperti cukai dengan segala bentuknya, serta perdagangan, industri dan pertanian yang diusahakan oleh negara, adalah di luar kepemilikan umum. Semuanya ini dibiayai oleh negara sesuai dengan kepentingan negara.
Kemudian kepemilikan pribadi, yang merupakan bentuk lain. Kepemilikan ini boleh dikelola oleh individu sesuai dengan hukum syara’.
Menjadikan kepemilikan-kepemilikan ini sebagai satu bentuk kepemilikan yang dikuasai oleh negara, atau kelompok tertentu, sudah pasti akan menyebabkan krisis, bahkan kegagalan. Begitulah, berakhirnya model ekonomi Sosialisme, karena telah menjadikan semua kepemilikan dikuasai oleh negara. Sosialisme memang berhasil dalam perkara yang memang dikuasai oleh negara, seperti industri berat, minyak dan sejenisnya. Namun, gagal dalam perkara yang memang seharusnya dikuasai oleh individu, seperti umumnya pertanian, perdagangan dan industri pertengahan. Keadaan inilah yang membawa kepada kehancuran. Kapitalisme juga gagal, dan setelah sekian waktu, kini sampai kepada kehancurannya. Itu adalah kerana Kapitalisme telah menjadikan individu, perusahaan dan institusi berhak memiliki apa yang menjadi milik umum, seperti minyak, gas, semua bentuk sumber tenaga, industri berat dan seterusnya. Sementara negara tetap berada di luar pasar dan bebas dari semua kepemilikan tersebut. Itu merupakan konsekuensi dari ekonomi pasar bebas, privatisasi dan globalisasi. Hasilnya adalah kegoncangan secara beruntun dan kehancuran dengan cepat, dari pasar modal menjalar ke sektor lain, dan dari institusi kewangan menjalar ke yang lain.
Begitulah, Sosialisme-Komunisme telah runtuh, dan kini Kapitalisme sedang atau nyaris runtuh.
Sesungguhnya sistem ekonomi Islamlah satu-satunya solusi yang kental dan bebas dari semua krisis ekonomi. Karena sistem ekonomi Islam benar-benar telah mencegah semua faktor yang menyebabkan krisis ekonomi:
Ia telah menetapkan, bahwa emas dan perak merupakan mata wang, bukan yang lain. Mengeluarkan kertas sebagai pengganti harus disandar pada emas dan perak, dengan nilai yang sama dan dapat ditukar, disaat ada permintaan. Dengan begitu, wang kertas negara manapun tidak akan didominasi oleh wang negara lain. Sebaliknya, wang tersebut mempunyai nilai intrinsik yang tetap, dan tidak berubah.
Sistem ekonomi Islam juga melarang riba, baik nasiah maupun fadhal, juga menetapkan pinjaman untuk membantu orang-orang yang memerlukan tanpa tambahan (bunga) dari wang pokoknya. Di Baitul Mal, juga terdapat bagian khusus untuk pinjaman bagi mereka yang memerlukankan, termasuk para petani, sebagai bentuk bantuan untuk mereka, tanpa ada unsur riba sedikitpun di dalamnya.
Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum dikuasai oleh penjualnya, sehingga haram hukumnya menjual barang yang tidak menjadi milik seseorang. Haram memindahtangan kertas berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Islam juga mengharamkan semua sarana penipuan dan manipulasi yang dibolehkan oleh Kapitalisme, dengan prinsip kebebasan kepemilikan.
Sistem ekonomi Islam juga melarang individu, institusi dan perusahaan memiliki apa yang menjadi kepemilikan umum, seperti minyak, galian, sumber tenaga, dan letrik. Islam menjadikan negara sebagai penguasanya dan pengurus sesuai dengan ketentuan hukum syara’.
Begitulah, sistem ekonomi Islam benar-benar telah menyelesaikan semua kegoncangan dan krisis ekonomi yang mengakibatkan penderitaan manusia. Ia merupakan sistem yang difardhukan oleh Tuhan semesta alam, yang Maha Tahu apa yang baik untuk seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman:
﴿أَلاَ يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ﴾
“Apakah Allah Yang Maha menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (Q.s. al-Mulk [67]: 14)
Wahai kaum Muslim:
Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan kedudukan kepada anda dengan kedudukan yang agung, melalui agama Islam yang agung ini. Agama yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya SAW. Dia telah menjadikannya sebagai peringatan kepada anda. Dengannya, anda dahulu pernah menjadi umat terbaik yang dihadirkan untuk seluruh umat manusia. Demikian halnya dengan penerapan Islam telah menjadikan anda bahagia. Bukan hanya bagi anda saja, tetapi juga kebahagiaan bagi seluruh umat manusia, setelah mereka mengalami nestapa dan terus dirundung nestapa, karena dililit sistem syaitan buatan manusia, yang mencekik leher mereka.
Hanya saja, penerapan Islam yang agung ini tidak cukup hanya dengan mengumpulkannya di dalam kandungan buku, melainkan dengan mendirikan negara yang mengembang dan menerapkannya, iaitu negara Khilafah Rasyidah yang akan menghidupkan anda dalam kehidupan yang indah, aman dan menenteramkan.
Namun, Allah tidak pernah menurunkan malaikat yang akan mendirikan negara untuk anda, sementara anda hanya berdiam diri. Justru mendirikannya merupakan kewajiban agung bagi anda, di mana Rasulullah SAW telah mendirikan negara di Madinah, dan langkah baginda pun kemudian diikuti oleh para sahabat baginda —semoga Allah meridhai mereka, dan para tabiin, dengan sempurna.
wahai kaum Muslim, berjuanglah bersama Hizbut Tahrir, bantu dan dukunglah Hizb. Mintalah anugerah kepada Allah agar Anda bersama-sama dengan Hizb termasuk orang-orang yang diberikan kemuliaan oleh Allah, dimana melalui tangan-tangan merekalah Allah SWT. akan mewujudkan janji-Nya untuk memberikan kekuasaan di muka bumi, dan terwujudlah kabar gembira (busyra) Rasulullah SAW akan kembalinya Khilafah yang mengikuti metode kenabian untuk kedua kalinya. Andalah, wahai kaum Muslim, yang akan menjadi/pembawa lampu suluh dunia, pengemban obor kebaikan di dalamnya, dan paling berhak dan layak untuk memimpinnya.
Allah berfirman:
﴿وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ﴾
“Allah maha kuasa atas segala urusan-Nya, namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Q.s. Yusuf [12]: 21)
Hizb ut-Tahrir
8 Shawwal, 1429 A.H
7 October, 2008 C.E.
(Terjemahan dari http://www.khilafah.com/index.php/analysis/america/4025-the-capitalist-economy-is-self-destructing)

Ekonomi Kapitalis Dalam Kehancuran, Setelah Keruntuhan Sosialisme-Komunisme Hanya Islamlah Satu-satunya Penyelesaian dan Bebas dari Berbagai Krisis Ek

بسم الله الرحمن الرحيم
Ekonomi Kapitalis dalam Kehancuran,
Setelah Sosialisme-Komunisme
Hanya Islamlah satu-satunya Penyelesaian dan Bebas dari Berbagai Krisis Ekonomi
Krisis kredit hartanah telah meletup, meliputi perniagaan gadai janji, yang jurang hutang semakin melebar, di mana para penghutang tidak mampu lagi membayar, sehingga membuat bank dan institusi kewangan terbesar di Amerika, runtuh/muflis atau nyaris muflis. Akibat propaganda besar-besaran terhadap pasar kredit hartanah di Amerika, serta tarikan menarik mengenai keuntungan yang akan melimpah sebagaimana yang digambarkan promosi iklan, maka bank-bank dan pasar modal dunia segera melakukan pelaburan di pasar ini. Begitulah keruntuhan bank dan institusi kewangan Amerika menjangkiti kebanyakan belahan dunia, sehingga Amerika “bersin” ia akan menyebabkan dunia juga dijangkiti penyakit yang sama.
Sejumlah institusi kewangan telah menganggarkan kerugian akibat kredit hartanah tersebut, di Amerika saja mencapai 300 bilion dolar US, sementara di negara-negara lain dianggarkan 550 bilion dolar US. Setengah Negara yang terlibat kesan ini, khususnya negara kaya, mulai menyuntik dana berbilion dolar ke pasar modal untuk mengembalikan kepercayaan dan menyediakan kecairan untuk menggerakkan aktiviti ekonomi. Bahkan, sebahagian ada yang melakukan campurtangan langsung sampai pada tahap memiliknegara sebagian bank, sebagaimana yang terjadi di Britain.
Begitulah, prinsip sistem ekonomi Kapitalis terpenting, iaitu pasar bebas dan laissez faire dan tidak adanya campurtangan negara, telah musnah. Dua prinsip ini merupakan “akidah” bagi kaum Kapitalis, hingga Dewan Senat Amerika pada bulan Oktober 1999 mengeluarkan undang-undang yang mengharamkan terhadap setiap bentuk pembatasan atau halangan terhadap sistem kewangan, bahkan menegaskan kendali pasar modal harus bebas terbuka selebar-lebarnya. Akibatnya, prinsip ini nampak kerusakan dan kebatilannya bagi para pembuatnya sendiri, hingga kempen Kapitalisme, iaitu Amerika Syarikat, mengumumkan campurtangan negara dalam pasar modal adalah atas persetujuan Kongres saat ini iaitu Senat dan Dewan Perwakian Rakyat (House of Representatives), dalam rencana penyelamatan yang dibuat oleh Setiuasaha Perbendaharaan Amerika, Henry Poulson, dengan suntikan 700 bilion dolar US guna membeli instrumen kewangan yang dikeluarkan oleh bank-bank dan institusi kewangan dalam pasaran gadaijanji hartanah. Satu jam saja, setelah keputusan Kongres, Paulson segera melaksanakan rencana penyelamatannya.
Dengan kata lain, selepas sistem Sosialisme-Komunisme terkubur, sistem ekonomi Kapitalis benar-benar telah mati.
Peristiwa ini menyebabkan berbagai langkah juga telah dilakukan secara global. Empat negara besar Eropah, Perancis, Jerman, Inggris dan Itali segera mengadakan pertemuan, dan mengundang pertemuan lebih luas untuk mengkaji sistem monetari. Begitu juga menteri-menteri kewangan dan para pimpinan bank pusat sama ada yang bergabung dalam G-7 atau G-8 (kalau Rusia terlibat) mengadakan pertemuan dalam waktu dekat di Washington.
Namun, apakah usaha-usaha ini boleh menyelamatkan ekonomi Kapitalis, sebagaimana yang dikehendaki?
Sebenarnya, siapa saja yang meneliti realiti sistem ekonomi Kapitalis dewasa ini, akan melihatnya berada di tepi jurang yang dalam, jika belum terperosok di dalamnya. Semua rencana penyelamatan yang mereka buat tidak akan pernah mampu memperbaiki keadaannya, kecuali menjadi ubat bius yang meringankan rasa sakit untuk sementara waktu sahaja. Itu karena sebab-sebab kehancurannya memerlukan penyelesaian serius hingga ke akar umbinya, bukan hanya menampal kerosakannya.
Prinsip dan akar masalahnya sebenarnya ada empat perkara:
Pertama, dengan menyingkirkan emas sebagai cadangan mata wang, dan membawa dolar US sebagai standard mata wang dalam Perjanjian Bretton woods, setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagai pengganti mata wang pada awal dekad tujuh puluhan, telah menyebabkan dolar mendominasi perekonomian global. Akibatnya, kegoncangan ekonomi sekecil mana sekalipun yang terjadi di Amerika pasti akan menjadi pukulan dan tempias bagi perekonomian negara-negara lain. Sebab, sebagian besar kewangan Negara lain mengikat kepada dollar US, jika tidak keseluruhannya, yang mana nilai intrinsiknya tidak setara dengan kertas dan tulisan yang tertera di atasnya. Walaupun, setelah euro memasuki arena tersebut, dolar US tetap saja memiliki dominen terbesar di mana kebanyakan kewangan dollar US diikat secara umum.
Karena itu, selama mana emas tidak menjadi cadangan mata wang, maka krisis ekonomi seperti ini akan terus berulang. Sekecil manapun krisis yang menimpa dollar US, maka krisis tersebut akan dengan segera menjalar dan mengoncang perekonomian negara-negara lain. Bahkan polisi Amerika yang akan memberi impak terhadap dolar, juga memberi impak pada dunia yang lain. Bahkan, keadaan seperti ini akan menimpa wang kertas negara manapun yang mempunyai kontrol terhadap negara lain.
Kedua, hutang-hutang riba juga menciptakan kesusahan dan masalah perekomian yang besar. Walaupun,pinjaman asal atau pokok dibayar secara beransur-ansur dan secara berjadual ia akan berkurangan akhirnya tetapi kebanyakkan peminjam tidak dapat melunaskan pinjamannya hingga kadar hutang pokoknya menggelembung seiring dengan waktu, sesuai dengan sistem riba yang dikenakan kepadanya. Akibatnya, ketidakmampuan individu dan negara dalam banyak keadaan tidak dapat membayar menjadi perkara yang nyata. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya krisis bayaran balik pinjaman, dan lambatnya aktiviti perekonomian, karena ketidakmampuan sebahagian besar kelas menengah untuk membayar balik pinjaman dan memberi kesan terhadap pengeluaran.
Ketiga, sistem yang digunakan di bursa dan pasar modal, iaitu jual-beli saham, obligasi dan komoditi tanpa adanya syarat serah-terima (aqad ijarah) komoditi yang berkaitan, bahkan diperjualbelikan berkali-kali, tanpa melibatkan komoditi tersebut berpindah tangan pemiliknya yang asal, adalah suatu sistem yang batil dan menimbulkan kesulitan dan masalah, bukan sistem yang boleh menyelesaikan masalah, dimana naik dan turunnya transaksi terjadi tanpa proses serah terima, bahkan tanpa adanya komiditi yang berkaitan. Semuanya itu mengarah terjadinya spekulasi dan kegoncangan di pasar modal. Begitulah, berbagai kerugian dan keuntungan terus terjadi melalui berbagai cara penipuan dan manipulasi. Semuanya terus berjalan dan berjalan, sampai terkuak dan menjadi malapetaka ekonomi.
Keempat, perkara penting, iaitu kejahilan akan fakta kepemilikan oleh Timur dan Barat. Mengikut Ideologi Sosialisme-Komunisme kepemilikan umum dikuasai oleh negara, dan kepemilikan peribadi yang dikuasai oleh kelompok tertentu. Bagi Ideologi Kapitalisme Liberal, Negara pun tidak akan campur tangan sesuai dengan falsafah pasar bebas.
Kejahilan akan realiti dan fakta kepemilikan ini memang telah dan akan menyebabkan goncangan dan masalah ekonomi. Itu karena kepemilikan tersebut bukanlah sesuatu yang dikuasai oleh negara atau kelompok tertentu, melainkan ada tiga macam:
Kepemilikan umum meliputi semua sumber, baik berbentuk pepejal, cair maupun gas, seperti minyak, besi, tembaga, emas dan gas. Termasuk semua yang tersimpan di perut bumi, dan semua bentuk sumber tenaga, juga industri berat berasaskan sumber tenaga sebagai komponen utamanya. Maka, negara harus mengekplorasi dan mendistribusikannya kepada rakyat, baik dalam bentuk barang maupun perkhidmatan.
Kepemilikan negara adalah semua kekayaan yang diambil negara, seperti cukai dengan segala bentuknya, serta perdagangan, industri dan pertanian yang diusahakan oleh negara, adalah di luar kepemilikan umum. Semuanya ini dibiayai oleh negara sesuai dengan kepentingan negara.
Kemudian kepemilikan pribadi, yang merupakan bentuk lain. Kepemilikan ini boleh dikelola oleh individu sesuai dengan hukum syara’.
Menjadikan kepemilikan-kepemilikan ini sebagai satu bentuk kepemilikan yang dikuasai oleh negara, atau kelompok tertentu, sudah pasti akan menyebabkan krisis, bahkan kegagalan. Begitulah, berakhirnya model ekonomi Sosialisme, karena telah menjadikan semua kepemilikan dikuasai oleh negara. Sosialisme memang berhasil dalam perkara yang memang dikuasai oleh negara, seperti industri berat, minyak dan sejenisnya. Namun, gagal dalam perkara yang memang seharusnya dikuasai oleh individu, seperti umumnya pertanian, perdagangan dan industri pertengahan. Keadaan inilah yang membawa kepada kehancuran. Kapitalisme juga gagal, dan setelah sekian waktu, kini sampai kepada kehancurannya. Itu adalah kerana Kapitalisme telah menjadikan individu, perusahaan dan institusi berhak memiliki apa yang menjadi milik umum, seperti minyak, gas, semua bentuk sumber tenaga, industri berat dan seterusnya. Sementara negara tetap berada di luar pasar dan bebas dari semua kepemilikan tersebut. Itu merupakan konsekuensi dari ekonomi pasar bebas, privatisasi dan globalisasi. Hasilnya adalah kegoncangan secara beruntun dan kehancuran dengan cepat, dari pasar modal menjalar ke sektor lain, dan dari institusi kewangan menjalar ke yang lain.
Begitulah, Sosialisme-Komunisme telah runtuh, dan kini Kapitalisme sedang atau nyaris runtuh.
Sesungguhnya sistem ekonomi Islamlah satu-satunya solusi yang kental dan bebas dari semua krisis ekonomi. Karena sistem ekonomi Islam benar-benar telah mencegah semua faktor yang menyebabkan krisis ekonomi:
Ia telah menetapkan, bahwa emas dan perak merupakan mata wang, bukan yang lain. Mengeluarkan kertas sebagai pengganti harus disandar pada emas dan perak, dengan nilai yang sama dan dapat ditukar, disaat ada permintaan. Dengan begitu, wang kertas negara manapun tidak akan didominasi oleh wang negara lain. Sebaliknya, wang tersebut mempunyai nilai intrinsik yang tetap, dan tidak berubah.
Sistem ekonomi Islam juga melarang riba, baik nasiah maupun fadhal, juga menetapkan pinjaman untuk membantu orang-orang yang memerlukan tanpa tambahan (bunga) dari wang pokoknya. Di Baitul Mal, juga terdapat bagian khusus untuk pinjaman bagi mereka yang memerlukankan, termasuk para petani, sebagai bentuk bantuan untuk mereka, tanpa ada unsur riba sedikitpun di dalamnya.
Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum dikuasai oleh penjualnya, sehingga haram hukumnya menjual barang yang tidak menjadi milik seseorang. Haram memindahtangan kertas berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Islam juga mengharamkan semua sarana penipuan dan manipulasi yang dibolehkan oleh Kapitalisme, dengan prinsip kebebasan kepemilikan.
Sistem ekonomi Islam juga melarang individu, institusi dan perusahaan memiliki apa yang menjadi kepemilikan umum, seperti minyak, galian, sumber tenaga, dan letrik. Islam menjadikan negara sebagai penguasanya dan pengurus sesuai dengan ketentuan hukum syara’.
Begitulah, sistem ekonomi Islam benar-benar telah menyelesaikan semua kegoncangan dan krisis ekonomi yang mengakibatkan penderitaan manusia. Ia merupakan sistem yang difardhukan oleh Tuhan semesta alam, yang Maha Tahu apa yang baik untuk seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman:
﴿أَلاَ يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ﴾
“Apakah Allah Yang Maha menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (Q.s. al-Mulk [67]: 14)
Wahai kaum Muslim:
Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan kedudukan kepada anda dengan kedudukan yang agung, melalui agama Islam yang agung ini. Agama yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya SAW. Dia telah menjadikannya sebagai peringatan kepada anda. Dengannya, anda dahulu pernah menjadi umat terbaik yang dihadirkan untuk seluruh umat manusia. Demikian halnya dengan penerapan Islam telah menjadikan anda bahagia. Bukan hanya bagi anda saja, tetapi juga kebahagiaan bagi seluruh umat manusia, setelah mereka mengalami nestapa dan terus dirundung nestapa, karena dililit sistem syaitan buatan manusia, yang mencekik leher mereka.
Hanya saja, penerapan Islam yang agung ini tidak cukup hanya dengan mengumpulkannya di dalam kandungan buku, melainkan dengan mendirikan negara yang mengembang dan menerapkannya, iaitu negara Khilafah Rasyidah yang akan menghidupkan anda dalam kehidupan yang indah, aman dan menenteramkan.
Namun, Allah tidak pernah menurunkan malaikat yang akan mendirikan negara untuk anda, sementara anda hanya berdiam diri. Justru mendirikannya merupakan kewajiban agung bagi anda, di mana Rasulullah SAW telah mendirikan negara di Madinah, dan langkah baginda pun kemudian diikuti oleh para sahabat baginda —semoga Allah meridhai mereka, dan para tabiin, dengan sempurna.
wahai kaum Muslim, berjuanglah bersama Hizbut Tahrir, bantu dan dukunglah Hizb. Mintalah anugerah kepada Allah agar Anda bersama-sama dengan Hizb termasuk orang-orang yang diberikan kemuliaan oleh Allah, dimana melalui tangan-tangan merekalah Allah SWT. akan mewujudkan janji-Nya untuk memberikan kekuasaan di muka bumi, dan terwujudlah kabar gembira (busyra) Rasulullah SAW akan kembalinya Khilafah yang mengikuti metode kenabian untuk kedua kalinya. Andalah, wahai kaum Muslim, yang akan menjadi/pembawa lampu suluh dunia, pengemban obor kebaikan di dalamnya, dan paling berhak dan layak untuk memimpinnya.
Allah berfirman:
﴿وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ﴾
“Allah maha kuasa atas segala urusan-Nya, namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Q.s. Yusuf [12]: 21)
Hizb ut-Tahrir
8 Shawwal, 1429 A.H
7 October, 2008 C.E.
(Terjemahan dari http://www.khilafah.com/index.php/analysis/america/4025-the-capitalist-economy-is-self-destructing)

Ekonomi Kapitalis Dalam Kehancuran, Setelah Keruntuhan Sosialisme-Komunisme Hanya Islamlah Satu-satunya Penyelesaian dan Bebas dari Berbagai Krisis Ek

بسم الله الرحمن الرحيم
Ekonomi Kapitalis dalam Kehancuran,
Setelah Sosialisme-Komunisme
Hanya Islamlah satu-satunya Penyelesaian dan Bebas dari Berbagai Krisis Ekonomi
Krisis kredit hartanah telah meletup, meliputi perniagaan gadai janji, yang jurang hutang semakin melebar, di mana para penghutang tidak mampu lagi membayar, sehingga membuat bank dan institusi kewangan terbesar di Amerika, runtuh/muflis atau nyaris muflis. Akibat propaganda besar-besaran terhadap pasar kredit hartanah di Amerika, serta tarikan menarik mengenai keuntungan yang akan melimpah sebagaimana yang digambarkan promosi iklan, maka bank-bank dan pasar modal dunia segera melakukan pelaburan di pasar ini. Begitulah keruntuhan bank dan institusi kewangan Amerika menjangkiti kebanyakan belahan dunia, sehingga Amerika “bersin” ia akan menyebabkan dunia juga dijangkiti penyakit yang sama.
Sejumlah institusi kewangan telah menganggarkan kerugian akibat kredit hartanah tersebut, di Amerika saja mencapai 300 bilion dolar US, sementara di negara-negara lain dianggarkan 550 bilion dolar US. Setengah Negara yang terlibat kesan ini, khususnya negara kaya, mulai menyuntik dana berbilion dolar ke pasar modal untuk mengembalikan kepercayaan dan menyediakan kecairan untuk menggerakkan aktiviti ekonomi. Bahkan, sebahagian ada yang melakukan campurtangan langsung sampai pada tahap memiliknegara sebagian bank, sebagaimana yang terjadi di Britain.
Begitulah, prinsip sistem ekonomi Kapitalis terpenting, iaitu pasar bebas dan laissez faire dan tidak adanya campurtangan negara, telah musnah. Dua prinsip ini merupakan “akidah” bagi kaum Kapitalis, hingga Dewan Senat Amerika pada bulan Oktober 1999 mengeluarkan undang-undang yang mengharamkan terhadap setiap bentuk pembatasan atau halangan terhadap sistem kewangan, bahkan menegaskan kendali pasar modal harus bebas terbuka selebar-lebarnya. Akibatnya, prinsip ini nampak kerusakan dan kebatilannya bagi para pembuatnya sendiri, hingga kempen Kapitalisme, iaitu Amerika Syarikat, mengumumkan campurtangan negara dalam pasar modal adalah atas persetujuan Kongres saat ini iaitu Senat dan Dewan Perwakian Rakyat (House of Representatives), dalam rencana penyelamatan yang dibuat oleh Setiuasaha Perbendaharaan Amerika, Henry Poulson, dengan suntikan 700 bilion dolar US guna membeli instrumen kewangan yang dikeluarkan oleh bank-bank dan institusi kewangan dalam pasaran gadaijanji hartanah. Satu jam saja, setelah keputusan Kongres, Paulson segera melaksanakan rencana penyelamatannya.
Dengan kata lain, selepas sistem Sosialisme-Komunisme terkubur, sistem ekonomi Kapitalis benar-benar telah mati.
Peristiwa ini menyebabkan berbagai langkah juga telah dilakukan secara global. Empat negara besar Eropah, Perancis, Jerman, Inggris dan Itali segera mengadakan pertemuan, dan mengundang pertemuan lebih luas untuk mengkaji sistem monetari. Begitu juga menteri-menteri kewangan dan para pimpinan bank pusat sama ada yang bergabung dalam G-7 atau G-8 (kalau Rusia terlibat) mengadakan pertemuan dalam waktu dekat di Washington.
Namun, apakah usaha-usaha ini boleh menyelamatkan ekonomi Kapitalis, sebagaimana yang dikehendaki?
Sebenarnya, siapa saja yang meneliti realiti sistem ekonomi Kapitalis dewasa ini, akan melihatnya berada di tepi jurang yang dalam, jika belum terperosok di dalamnya. Semua rencana penyelamatan yang mereka buat tidak akan pernah mampu memperbaiki keadaannya, kecuali menjadi ubat bius yang meringankan rasa sakit untuk sementara waktu sahaja. Itu karena sebab-sebab kehancurannya memerlukan penyelesaian serius hingga ke akar umbinya, bukan hanya menampal kerosakannya.
Prinsip dan akar masalahnya sebenarnya ada empat perkara:
Pertama, dengan menyingkirkan emas sebagai cadangan mata wang, dan membawa dolar US sebagai standard mata wang dalam Perjanjian Bretton woods, setelah berakhirnya Perang Dunia II, sebagai pengganti mata wang pada awal dekad tujuh puluhan, telah menyebabkan dolar mendominasi perekonomian global. Akibatnya, kegoncangan ekonomi sekecil mana sekalipun yang terjadi di Amerika pasti akan menjadi pukulan dan tempias bagi perekonomian negara-negara lain. Sebab, sebagian besar kewangan Negara lain mengikat kepada dollar US, jika tidak keseluruhannya, yang mana nilai intrinsiknya tidak setara dengan kertas dan tulisan yang tertera di atasnya. Walaupun, setelah euro memasuki arena tersebut, dolar US tetap saja memiliki dominen terbesar di mana kebanyakan kewangan dollar US diikat secara umum.
Karena itu, selama mana emas tidak menjadi cadangan mata wang, maka krisis ekonomi seperti ini akan terus berulang. Sekecil manapun krisis yang menimpa dollar US, maka krisis tersebut akan dengan segera menjalar dan mengoncang perekonomian negara-negara lain. Bahkan polisi Amerika yang akan memberi impak terhadap dolar, juga memberi impak pada dunia yang lain. Bahkan, keadaan seperti ini akan menimpa wang kertas negara manapun yang mempunyai kontrol terhadap negara lain.
Kedua, hutang-hutang riba juga menciptakan kesusahan dan masalah perekomian yang besar. Walaupun,pinjaman asal atau pokok dibayar secara beransur-ansur dan secara berjadual ia akan berkurangan akhirnya tetapi kebanyakkan peminjam tidak dapat melunaskan pinjamannya hingga kadar hutang pokoknya menggelembung seiring dengan waktu, sesuai dengan sistem riba yang dikenakan kepadanya. Akibatnya, ketidakmampuan individu dan negara dalam banyak keadaan tidak dapat membayar menjadi perkara yang nyata. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya krisis bayaran balik pinjaman, dan lambatnya aktiviti perekonomian, karena ketidakmampuan sebahagian besar kelas menengah untuk membayar balik pinjaman dan memberi kesan terhadap pengeluaran.
Ketiga, sistem yang digunakan di bursa dan pasar modal, iaitu jual-beli saham, obligasi dan komoditi tanpa adanya syarat serah-terima (aqad ijarah) komoditi yang berkaitan, bahkan diperjualbelikan berkali-kali, tanpa melibatkan komoditi tersebut berpindah tangan pemiliknya yang asal, adalah suatu sistem yang batil dan menimbulkan kesulitan dan masalah, bukan sistem yang boleh menyelesaikan masalah, dimana naik dan turunnya transaksi terjadi tanpa proses serah terima, bahkan tanpa adanya komiditi yang berkaitan. Semuanya itu mengarah terjadinya spekulasi dan kegoncangan di pasar modal. Begitulah, berbagai kerugian dan keuntungan terus terjadi melalui berbagai cara penipuan dan manipulasi. Semuanya terus berjalan dan berjalan, sampai terkuak dan menjadi malapetaka ekonomi.
Keempat, perkara penting, iaitu kejahilan akan fakta kepemilikan oleh Timur dan Barat. Mengikut Ideologi Sosialisme-Komunisme kepemilikan umum dikuasai oleh negara, dan kepemilikan peribadi yang dikuasai oleh kelompok tertentu. Bagi Ideologi Kapitalisme Liberal, Negara pun tidak akan campur tangan sesuai dengan falsafah pasar bebas.
Kejahilan akan realiti dan fakta kepemilikan ini memang telah dan akan menyebabkan goncangan dan masalah ekonomi. Itu karena kepemilikan tersebut bukanlah sesuatu yang dikuasai oleh negara atau kelompok tertentu, melainkan ada tiga macam:
Kepemilikan umum meliputi semua sumber, baik berbentuk pepejal, cair maupun gas, seperti minyak, besi, tembaga, emas dan gas. Termasuk semua yang tersimpan di perut bumi, dan semua bentuk sumber tenaga, juga industri berat berasaskan sumber tenaga sebagai komponen utamanya. Maka, negara harus mengekplorasi dan mendistribusikannya kepada rakyat, baik dalam bentuk barang maupun perkhidmatan.
Kepemilikan negara adalah semua kekayaan yang diambil negara, seperti cukai dengan segala bentuknya, serta perdagangan, industri dan pertanian yang diusahakan oleh negara, adalah di luar kepemilikan umum. Semuanya ini dibiayai oleh negara sesuai dengan kepentingan negara.
Kemudian kepemilikan pribadi, yang merupakan bentuk lain. Kepemilikan ini boleh dikelola oleh individu sesuai dengan hukum syara’.
Menjadikan kepemilikan-kepemilikan ini sebagai satu bentuk kepemilikan yang dikuasai oleh negara, atau kelompok tertentu, sudah pasti akan menyebabkan krisis, bahkan kegagalan. Begitulah, berakhirnya model ekonomi Sosialisme, karena telah menjadikan semua kepemilikan dikuasai oleh negara. Sosialisme memang berhasil dalam perkara yang memang dikuasai oleh negara, seperti industri berat, minyak dan sejenisnya. Namun, gagal dalam perkara yang memang seharusnya dikuasai oleh individu, seperti umumnya pertanian, perdagangan dan industri pertengahan. Keadaan inilah yang membawa kepada kehancuran. Kapitalisme juga gagal, dan setelah sekian waktu, kini sampai kepada kehancurannya. Itu adalah kerana Kapitalisme telah menjadikan individu, perusahaan dan institusi berhak memiliki apa yang menjadi milik umum, seperti minyak, gas, semua bentuk sumber tenaga, industri berat dan seterusnya. Sementara negara tetap berada di luar pasar dan bebas dari semua kepemilikan tersebut. Itu merupakan konsekuensi dari ekonomi pasar bebas, privatisasi dan globalisasi. Hasilnya adalah kegoncangan secara beruntun dan kehancuran dengan cepat, dari pasar modal menjalar ke sektor lain, dan dari institusi kewangan menjalar ke yang lain.
Begitulah, Sosialisme-Komunisme telah runtuh, dan kini Kapitalisme sedang atau nyaris runtuh.
Sesungguhnya sistem ekonomi Islamlah satu-satunya solusi yang kental dan bebas dari semua krisis ekonomi. Karena sistem ekonomi Islam benar-benar telah mencegah semua faktor yang menyebabkan krisis ekonomi:
Ia telah menetapkan, bahwa emas dan perak merupakan mata wang, bukan yang lain. Mengeluarkan kertas sebagai pengganti harus disandar pada emas dan perak, dengan nilai yang sama dan dapat ditukar, disaat ada permintaan. Dengan begitu, wang kertas negara manapun tidak akan didominasi oleh wang negara lain. Sebaliknya, wang tersebut mempunyai nilai intrinsik yang tetap, dan tidak berubah.
Sistem ekonomi Islam juga melarang riba, baik nasiah maupun fadhal, juga menetapkan pinjaman untuk membantu orang-orang yang memerlukan tanpa tambahan (bunga) dari wang pokoknya. Di Baitul Mal, juga terdapat bagian khusus untuk pinjaman bagi mereka yang memerlukankan, termasuk para petani, sebagai bentuk bantuan untuk mereka, tanpa ada unsur riba sedikitpun di dalamnya.
Sistem ekonomi Islam melarang penjualan komoditi sebelum dikuasai oleh penjualnya, sehingga haram hukumnya menjual barang yang tidak menjadi milik seseorang. Haram memindahtangan kertas berharga, obligasi dan saham yang dihasilkan dari akad-akad yang batil. Islam juga mengharamkan semua sarana penipuan dan manipulasi yang dibolehkan oleh Kapitalisme, dengan prinsip kebebasan kepemilikan.
Sistem ekonomi Islam juga melarang individu, institusi dan perusahaan memiliki apa yang menjadi kepemilikan umum, seperti minyak, galian, sumber tenaga, dan letrik. Islam menjadikan negara sebagai penguasanya dan pengurus sesuai dengan ketentuan hukum syara’.
Begitulah, sistem ekonomi Islam benar-benar telah menyelesaikan semua kegoncangan dan krisis ekonomi yang mengakibatkan penderitaan manusia. Ia merupakan sistem yang difardhukan oleh Tuhan semesta alam, yang Maha Tahu apa yang baik untuk seluruh makhluk-Nya. Allah berfirman:
﴿أَلاَ يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ﴾
“Apakah Allah Yang Maha menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” (Q.s. al-Mulk [67]: 14)
Wahai kaum Muslim:
Sesungguhnya Allah SWT telah memberikan kedudukan kepada anda dengan kedudukan yang agung, melalui agama Islam yang agung ini. Agama yang diwahyukan oleh Allah kepada Rasul-Nya SAW. Dia telah menjadikannya sebagai peringatan kepada anda. Dengannya, anda dahulu pernah menjadi umat terbaik yang dihadirkan untuk seluruh umat manusia. Demikian halnya dengan penerapan Islam telah menjadikan anda bahagia. Bukan hanya bagi anda saja, tetapi juga kebahagiaan bagi seluruh umat manusia, setelah mereka mengalami nestapa dan terus dirundung nestapa, karena dililit sistem syaitan buatan manusia, yang mencekik leher mereka.
Hanya saja, penerapan Islam yang agung ini tidak cukup hanya dengan mengumpulkannya di dalam kandungan buku, melainkan dengan mendirikan negara yang mengembang dan menerapkannya, iaitu negara Khilafah Rasyidah yang akan menghidupkan anda dalam kehidupan yang indah, aman dan menenteramkan.
Namun, Allah tidak pernah menurunkan malaikat yang akan mendirikan negara untuk anda, sementara anda hanya berdiam diri. Justru mendirikannya merupakan kewajiban agung bagi anda, di mana Rasulullah SAW telah mendirikan negara di Madinah, dan langkah baginda pun kemudian diikuti oleh para sahabat baginda —semoga Allah meridhai mereka, dan para tabiin, dengan sempurna.
wahai kaum Muslim, berjuanglah bersama Hizbut Tahrir, bantu dan dukunglah Hizb. Mintalah anugerah kepada Allah agar Anda bersama-sama dengan Hizb termasuk orang-orang yang diberikan kemuliaan oleh Allah, dimana melalui tangan-tangan merekalah Allah SWT. akan mewujudkan janji-Nya untuk memberikan kekuasaan di muka bumi, dan terwujudlah kabar gembira (busyra) Rasulullah SAW akan kembalinya Khilafah yang mengikuti metode kenabian untuk kedua kalinya. Andalah, wahai kaum Muslim, yang akan menjadi/pembawa lampu suluh dunia, pengemban obor kebaikan di dalamnya, dan paling berhak dan layak untuk memimpinnya.
Allah berfirman:
﴿وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ﴾
“Allah maha kuasa atas segala urusan-Nya, namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (Q.s. Yusuf [12]: 21)
Hizb ut-Tahrir
8 Shawwal, 1429 A.H
7 October, 2008 C.E.
(Terjemahan dari http://www.khilafah.com/index.php/analysis/america/4025-the-capitalist-economy-is-self-destructing)

Monday, October 6, 2008

Islam Menolak Idea Kebebasan Beragama

لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat. Karena itu, siapa yang mengingkari Thaghut dan mengimani Allah, sesungguhnya ia telah berpegang pada tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Allah maha mendengar lagi maha mengetahui. (QS. Al-Baqarah [2]: 256)

Sabab Nuzûl Ayat

Muhammad bin Ishaq menuturkan dari Ibnu Abbas bahwa ayat ini turun kepada seorang Anshar dari Bani Salim bernama al-Hushaini. Dia memiliki dua orang anak yang beragama Nasrani. Dia sendiri adalah seorang Muslim. Lalu dia berkata kepada Rasulullah saw, “Apakah tidak saya paksa saja keduanya (untuk masuk Islam) karena mereka enggan kecuali menjadi Nasrani.” Allah Swt kemudian menurunkan ayat ini menjelaskan perkara tersebut.1

Tafsir Ayat

Allah Swt berfirman: Lâ ikrâha fî al-dîn (Tidak ada paksaan untuk [memasuki] agama [Islam]). Makna al-ikrâh, sebagaimana dituturkan al-Baidhawi, adalah mengharuskan orang lain melakukan suatu perbuatan, sementara orang yang dipaksa itu tidak melihat kebaikan di dalamnya tatkala dia membawanya.2 Adapun ad-dîn yang dimaksud dalam ayat ini adalah dîn al-Islâm.3 Walau berbentuk berita, yakni menegaskan pemaksaan dalam agama, ia mengandung makna larangan.4 Artinya, ayat ini melarang tindakan memaksa orang kafir untuk masuk ke dalam dîn al-Islâm. Kesimpulan demikian juga disampaikan oleh banyak mufassir seperti Ibnu Jarir al-Thabari, Ibnu Katsir, al-Samarqandi, dan al-Jazairi.5

Dalam beberapa ayat lainnya memang terdapat kewajipan perang untuk menghadapi kafir dan munafik (lihat QS at-Taubah [9]: 73, at-Tahrim [66]: 3, dll). Akan tetapi, perang itu harus dihentikan ketika mereka bersedia menjadi kafir dzimmi, membayar jizyah dan tunduk pada hukum Islam (lihat QS at-Taubah [9]: 29).

Suatu saat Umar ra menyebut tentang kaum Majusi, lalu ia berkata, “Aku tidak tahu bagaimana memperlakukan mereka.” Abdurrahman bin Auf kemudian berkata, “Aku bersaksi bahwa aku benar-benar mendengar Rasulullah saw pernah bersabda:

سُنُّوا بِهِمْ سُنَّةَ أَهْلِ الْكِتَابِ

Perlakukanlah mereka (yakni pemeluk Majusi) sebagaimana pelakuan terhadap Ahlul Kitab (HR Malik).

Dengan demikian, dalam memeluk Islam, orang kafir tidak dipaksa untuk melakukannya. Namun, khusus kaum musyrik Arab, mereka tidak diberi pilihan kecuali hanya masuk Islam. Jika menolak, mereka harus diperangi (lihat QS al-Fath [48]: 16).6

Patut ditegaskan, ketentuan itu hanya berlaku dalam memasuki Islam. Selain musyrik Arab, orang kafir tidak boleh dipaksa masuk Islam. Berbeda halnya apabila mereka sudah menjadi Muslim dan hendak murtad. Islam memaksa pemeluknya untuk tetap berada di dalamnya. Apabila ada yang hendak keluar atau murtad dari agamanya, Islam memberikan hukum tegas kepada pelakunya, yakni hukuman mati. Hukuman itu wajib dijatuhkan apabila pelakunya bersikap tegas untuk murtad meskipun sudah diminta bertobat (istitâbah) dan diberi tempoh waktu mencukupi untuk berpikir berulang. Rasulullah saw bersabda:

مَنْ بَدَّلَ دِينَهُ فَاقْتُلُوهُ

Siapa saja yang mengubah (menukar) agamanya, bunuhlah (HR Ahmad, al-Bukhari, Abu Dawud, at-Tirmidzi, al-Nasa’i dan Ibnu Majah).

Abu Musa menuturkan bahwa Rasulullah saw, pernah berkata kepadanya, “Pergilah ke Yaman!” Setelah itu, Nabi saw menyuruh Muadz bin Jabal untuk menemani Abu Musa. Saat Muadz tiba, Abu Musa melemparkan sebuah kain penutup kepala kepada Muadz dan mengatakan, “Turunlah (dari untamu).” Sambil turun dari untanya, Muadz sempat melihat seorang lelaki yang diikat, dan Muadz bertanya, “Apa ini?” Abu Musa menjawab, “Dulu dia Yahudi, kemudian masuk Islam, lalu menjadi Yahudi lagi,” Mendengar hal itu Muadz berkata, “Aku tidak boleh duduk sampai ia dibunuh. Siapa saja yang keluar dari agamanya, ia harus dibunuh.”

Ringkasnya, sebagaimana disampaikan ath-Thabari, ayat ini bermakna: tidak ada paksaan dalam beragama bagi orang yang halal diterima jizyah-nya, dengan membayar jizyah serta ridha dengan hukum Islam.7

Selanjutnya Allah Swt berfirman: Qad tabayyana ar-rusyd min al-ghayy (sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat). Asy-Syaukani dan az-Zuhaili menyatakan, makna ar-rusyd dalam ayat ini adalah keimanan, sementara kata al-ghayy berarti kekufuran.8 Ditegaskan dalam ayat ini, telah jelas kebenaran dari kebatilan; keimanan dari kekufuran; petunjuk dari kesesatan; yang disebabkan kerana banyaknya bukti dan ayat yang menunjukkannya.9

Kemudian Allah Swt memuji orang yang mengimaniNya dan mengingkari thaghût: Faman yakfur bi ath-thâghût wa yu’min billâh (Karena itu, siapa saja yang mengingkari thâghût dan mengimani Allah). Kata ath-thâgût merupakan bentuk fa’alût dari kata thaghâ-yathgâ-yathghû yang berarti melampaui batas.10

Mengenai makna ath-thâgût, banyak penjelasan yang disampaikan oleh para mufassir. Meskipun nampak berbeda-beda, semuanya memiliki kesamaan. Al-Baidhawi memberi pengertian kata ath-thâgût dengan syaitan, berhala, dan segala sesembahan selain Allah atau yang menghalangi dari penyembahan terhadap Allah.11 Al-Jazairi juga menjelaskan kata ath-thâgût sebagai segala sesuatu yang memalingkan dari ibadah kepada Allah Swt, baik dari kalangan manusia, syaitan atau lainnya.12 Ibnu Katsir juga menegaskan bahwa makna thâgût adalah syaitan. Hal itu meliputi semua jenis keburukan yang dilakukan orang Jahiliyah, baik menyembah berhala, berhukum kepadanya, dan meminta pertolongan kepadanya.13 Asy-Syaukani dalam tafsirnya, menyatakan bahwa thâgût adalah dukun,syaitan, dan semua pemimpin kesesatan.14

Patut dicatat, dalam frasa ini pengingkaran terhadap thâghût didahulukan sebelum keimanan terhadap Allah Swt. Ibnu ‘Athiyyah menjelaskan, itu menunjukkan keutamaan wajibnya mengingkari ath-thâgût.15 Menurut al-Razi, hal itu mengisyaratkan bahwa orang kafir yang hendak masuk Islam terlebih dahulu harus bertaubat dari kekufuran, baru kemudian beriman.16

Orang yang mengingkari thâgût dan mengimani Allah dipuji dengan firman-Nya: faqad [i]stamsaka bi al-‘urwah al-wutsqâ (sesungguhnya ia telah berpegang pada tali yang amat kuat). Kata al-‘urwah al-wutsqâ berarti buhul atau tali yang kuat. Dalam konteks ayat ini, kata tersebut merupakan perumpamaan bagi dîn al-Islâm. Ada pula yang menyatakan, kata tersebut adalah perumpamaan bagi iman, al-Quran, atau kalimat Lâ ilâha illa Allâh. Menurut Ibnu Katsir dan asy-Syaukani, semua makna itu termasuk dalam cakupan kata al-‘urwah al-wutsqâ.17

Allah Swt berfirman: lâ [i]nfishâma lahâ (yang tidak akan putus); maknanya adalah tidak terputus hingga membawa pelakunya ke surga. Itu artinya, orang yang berpegang teguh pada agama yang benar, yakni Islam, seperti orang yang berpegang teguh pada suatu tali yang kuat, yang tidak mungkin pecah atau putus.18

Allah Swt menutup ayat ini dengan firman-Nya: Wallâh Samî’ ‘Alîm (Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui). Maknanya, siapapun yang memilih kekufuran, semua perkataan dan perbuatan mereka didengar dan dilihat oleh Allah Swt. Demikian juga bagi orang yang memilih Islam; Allah Maha Mendengar dan Maha Melihatnya.

Sikap terhadap Orang Kafir

Ayat ini sering dimanipulasi oleh kaum Liberal untuk menjustifikasi idea kebebasan beragama (hurriyah al-‘aqîdah). Idea ini memandang manusia memiliki kebebasan penuh dalam beragama. Manusia bebas memeluk, menentukan, dan berpindah-pindah agama sesuka hati; termasuk juga bebas untuk tidak beragama. Andai ada seseorang pada hari Jumat beragama Islam, keesokannya murtad menjadi Yahudi, esoknya lagi pindah beragama Nasrani, dan setelah itu berubah menjadi atheis, boleh saja. Ia tidak boleh dilarang. Bahkan tindakannya harus dianggap sebagai pilihan yang harus dihormati. Potongan ayat ini, ‘lâ ikrâha fî al-dîn’, didakwa selaras dengan idea kebebasan yang lahir dari ideologi Sekularisme-Kapitalisme itu.

Dakwaan tersebut jelas batil. Sebagaimana telah diungkap, tiadanya paksaan dalam agama itu hanya dalam konteks masuk Islam; bahwa orang kafir, selain musyrik Arab, tidak boleh dipaksa untuk masuk Islam. Namun, jika sudah masuk Islam, seseorang tidak boleh keluar atau murtad darinya. Jika pelakunya bersikap keras dengan pendiriannya, ia harus dijatuhkan hukuman mati.

Dalam idea kebebasan beragama, manusia dipandang memiliki kebebasan mutlak dalam memilih agama; seolah-olah kebebasan itu menjadi hak manusia yang tidak dapat diganggu gugat. Tidak ada akibat apa pun atas pilihan seseorang dalam memilih agama.

Pandangan tersebut jelas bertentangan dengan Islam. Dalam masalah agama dan ideologi, manusia tidak dibiarkan memilih sesukanya. Allah Swt telah memerintahkan setiap manusia untuk memeluk Islam. Perintah tersebut bersifat jazm (tegas dan pasti). Siapapun yang memenuhi perintah itu akan mendapatkan pahala, surga, dan ridhaNya. Sebaliknya, siapa saja yang menolak perintah tersebut, baginya azab neraka Jahanam selama-lamanya. Itu artinya, memeluk Islam bukan perkara pilihan, dalam pengertian, boleh dikerjakan atau tidak, sesuka manusia. Ia adalah perintah yang harus dikerjakan.

Telah maklum, Rasulullah saw diutus sebagai rasul terakhir yang membawa risalah Islam untuk seluruh manusia tanpa terkecuali (lihat QS Saba’ [34]: 34 dan al-A’raf [7]: 158). Sejak saat itu, Allah Swt hanya mengizinkan dan meridhai satu agama untuk dipeluk oleh umat manusia, yaitu Islam (lihat QS al-Maidah [5]: 3 dan Ali Imran [3]: 19). Siapapun yang memeluk agama selain Islam tidak akan Allah ridhai. Allah Swt. pun dengan amat tegas menyampaikan bahwa Dia tidak akan menerima semua amal orang yang mencari agama selain Islam. Ditegaskan pula, di akhirat kelak mereka termasuk orang yang merugi (lihat QS Ali Imran [3]: 85).

Di sudut lain, Allah Swt memerintahkan kepada setiap orang yang sudah memeluk Islam untuk tetap menjaga keislamannya hingga maut menjemputnya (lihat QS Ali Imran [3]: 102) sekaligus mengancam orang-orang yang murtad dari agamanya (Islam) dengan menghapus semua amal perbuatannya di dunia dan akhirat serta menyediakan siksa yang amat pedih, iaitu neraka Jahanam (lihat QS al-Baqarah [2]: 217).

Itu semua menunjukkan dengan pasti bahwa Allah Swt tidak memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih agama sesuai dengan keinginannya. Allah Swt. telah menetapkan Islam sebagai agama yang Haq, memerintahkan semua manusia untuk memeluknya, dan akan menjatuhkan hukuman amat berat bagi orang-orang yang membangkangNya.

Dengan demikian, perkara yang dijelaskan ayat ini berkenaan dengan sikap yang harus dilakukan oleh kaum Muslim terhadap kaum kafir, bahwa kaum Muslim tidak boleh memaksa mereka masuk Islam. Tiadanya paksaan terhadap orang kafir itu sama sekali tidak mengubah ketentuan wajibnya masuk Islam bagi setiap orang.

Juga patut diingat, tiadanya paksaan itu bukan disebabkan kerana semua agama sama benarnya sehingga manusia diberi kebebasan memilih agama sesuka hatinya, seperti anggapan kaum Liberal. Kalimat dalam ayat ini “qad tabayyana al-rusyd min al-ghayy” memberikan penegasan bahawa paksaan dalam memeluk Islam tidak diperlukan disebabkan karena kebenaran Islam telah amat jelas dan terang. Untuk memahami ayat ini, Ibnu Katsir berkata, “Janganlah kalian memaksa seseorang untuk masuk Islam karena telah jelas dan terang dalil-dalil serta bukti-bukti kebenarannya hingga tidak diperlukan lagi paksaan terhadap seseorang untuk masuk ke dalamnya.”19

Jelaslah, ayat ini tidak ada kaitannya dengan idea kebebasan beragama yang dipropagandakan Barat dan kuncu-kuncunya. Waspadalah, jangan sampai kita tertipu olehnya! Wallâhu a‘lam bi ash-shawâb. []

Catatan Kaki:

  1. Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, vol. 1 (Beirut: Dar al-Fikr, 2000), 285.
  2. Al-Baidhawi, Anwâr at-Tanzîl wa Asrâr al-Ta’wîl, vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1998), 135.
  3. Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, vol. 3 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1992), 19; al-Nasafi, Madârik at-Tanzîl wa Haqâiq al-Ta’wîl, vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2001), 143; al-Khazin, Lubâb at-Ta’wîl fi Ma’âni at-Tanzîl, vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1995), 190.
  4. Al-Alusi, h al-Ma’ânî, vol. 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1994),
  5. Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, vol. 3, 19; Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, vol. 1, 285; as-Samarqandi, Bahr al-‘Ulûm, vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 224; al-Jazairi, Aysar at-Tafâsîr, vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 246.
  6. Taqiyuddin an-Nabahani, Asy-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah, vol. 3 (Beirut: Dar al-Ummah, 2005), 31. Qatadah dan Atha’ juga mengatakan bahwa orang Arab tidak diterima dari mereka kecuali Islam, lihat al-Baghawi, Ma’âlim at-Tanzîl, vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 180; al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân, vol. 3, 18-19.
  7. Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân, vol. 3, 19.
  8. Asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 2 (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), 275.
  9. Ar-Razi, At-Tafsîr al-Kabîr , vol. 7 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), 14; al-Khazin, Lubâb al-Ta’wîl fi Ma’âni al-Tanzîl, vol. 1, 190
  10. Ath-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, vol. 3, 20; asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 2, 275.
  11. Al-Baidhawi, Anwâr at-Tanzîl wa Asrâr at-Ta’wîl, vol. 1, 135.
  12. Al-Jazairi, Aysar at-Tafâsîr, vol. 1, 246
  13. Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, vol. 1, 286.
  14. Asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 2, 275.
  15. Ibnu ‘Athiyyah, Al-Muharrar al-Wajîz, vol. 1 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1993), 344
  16. Ar-Razi, At-Tafsîr al-Kabîr, vol. 7, 15.
  17. Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, vol. 1, 286; asy-Syaukani, Fath al-Qadîr, vol. 2, 276.
  18. Al-Khazin, Lubâb al-Ta’wîll, vol. 1, 191.
  19. Ibnu Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, vol. 1, 285. Pernyataan senada juga disampaikan oleh Wahbah al-Zuhaili, At-Tafsîr al-Munîr, vol. 3 (Beirut: Dar al-Fikr, 1991), 21.
(Suntingan dari al-Wa'ie)

Saturday, October 4, 2008

HADHARAH WA MADANIAH

HADHARAH DAN MADANIYAH

Oleh : Imam Taqiyuddin an-Nabhani


Dari segi istilah terdapat perbedaan antara Hadharah dan Madaniyah. Hadharah adalah sekumpulan mafahim (ide yang dianut dan mempunyai fakta) tentang kehidupan. Sedangkan Madaniyah adalah bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindera yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Hadharah bersifat khas, sesuai dengan pandangan hidup. Sementara madaniyah boleh bersifat khas, boleh pula bersifat umum untuk seluruh umat manusia. Bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan dari hadharah, seperti patung, termasuk madaniyah yang bersifat khas. Sedangkan bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan oleh kemajuan sains dan perkembangan teknologi/industri tergolong madaniyah yang bersifat umum, milik seluruh umat manusia. Bentuk madaniyah yang terakhir ini tidak dimiliki secara khusus oleh suatu umat tertentu, akan tetapi bersifat universal seperti halnya sains dan teknologi/industri.

Perbedaan antara hadharah dengan madaniyah harus selalu diperhatikan, sama perhatiannya terhadap perbedaan antara bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan dari suatu hadharah dengan bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan oleh sains dan teknologi/industri. Hal ini amat penting pada saat kita akan mengambil madaniyah, agar kita dapat membedakan bentuk-bentuknya atau agar dapat membedakannya dengan hadharah. Jadi, bentuk-bentuk madaniyah Barat yang lahir dari sains dan teknologi/industri, tidak ada larangan bagi kita untuk mengambilnya, akan tetapi madaniyah Barat yang dihasilkan dari hadharah-nya, jelas tidak boleh kita ambil, sebab kita tidak boleh mengambil hadharah Barat disebabkan jelas-jelas bertentangan dengan hadharah Islam, baik dari segi asas dan pandangannya terhadap kehidupan, mahupun dari erti kebahagiaan hidup bagi manusia.

Hadharah Barat berdiri atas dasar pemisahan agama dari kehidupan dan pengingkaran terhadap peran agama dalam kehidupan, yang berakibat munculnya faham sekuler, yaitu pemisahan agama dari urusan negara --suatu hal yang wajar bagi mereka yang memisahkan agama dari kehidupan dan mengingkari keberadaannya dalam kehidupan. Diatas dasar inilah mereka tegakkan sendi-sendi kehidupan beserta peraturan-peraturannya.

Konsep kehidupan menurut mereka adalah manfaat/maslahat semata-mata, Oleh kerana itu, manfaat menjadi ukuran bagi setiap perbuatan mereka. Manfaat merupakan dasar tegaknya sistem dan hadharah Barat. Dari sinilah manfaat menjadi faham yang menonjol dalam sistem dan hadharah ini. Menurut mereka, kehidupan ini hanya digambarkan dalam kerangka manfaat semata-mata. Adapun kebahagian mereka ertikan sebagai usaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin kenikmatan jasmani, serta tersedianya seluruh sarana kenikmatan tersebut.

Dengan demikian hadharah Barat tidak lain adalah hadharah yang dibangun atas mashlahat saja, sehingga tidak ada nilai lain selain manfaat. Mereka tidak mengakui apapun selain manfaat, yang juga mereka jadikan sebagai ukuran bagi setiap perbuatan. Akan halnya aspek kerohanian, maka aspek ini menjadi urusan peribadi yang tidak ada hubungannya dengan masyarakat dan terbatas hanya pada lingkungan gereja serta para gerejawan. Oleh kerana itu, dalam hadharah Barat tidak terdapat nilai-nilai moral, rohani, dan kemanusiaan. Yang ada hanyalah nilai-nilai materi dan manfaat semata. Atas dasar inilah segala aktivitas kemanusiaan diambil alih oleh organisasi-organisasi yang berdiri sendiri di luar pemerintahan, seperti organisasi Palang Merah dan missi-missi zending. Seluruh nilai-nilai telah tercabut dari kehidupan kecuali nilai materi semata, yaitu memperoleh keuntungan. Dari sini jelas bahwa hadharah Barat itu sebenarnya adalah himpunan dari mafahim tentang kehidupan sebagaimana yang diuraikan di atas.

Adapun hadharah Islam, adalah hadharah yang berdiri di atas suatu landasan yang bertentangan dengan landasan hadharah Barat. Pandangannya tentang kehidupan dunia juga berbeda dengan yang dimiliki oleh hadharah Barat. Demikian pula erti kebahagiaan hidup menurut Islam sangat berlawanan dengan arti kebahagiaan hidup menurut hadharah Barat.

Hadharah Islam berdiri atas dasar iman kepada Allah SWT, dan bahwasanya Dia telah menjadikan untuk alam semesta, manusia, dan hidup ini suatu aturan yang masing-masing harus mematuhinya, disamping telah mengutus junjungan kita Nabi Muhammad SAW dengan membawa agama Islam. Dengan kata lain, hadharah Islam berdiri di atas dasar aqidah Islam yaitu beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab suci-Nya, Hari Kiamat, serta kepada qadla dan qadar baik buruknya dari Allah SWT. Jadi, aqidahlah yang menjadi dasar bagi hadharah ini. Dengan demikian hadharah ini berlandaskan suatu asas yang memperhatikan ruh (yaitu hubungan manusia dengan Pencipta).

Mengenai konsep kehidupan menurut hadharah Islam, sesungguhnya dapat dilihat dalam falsafah Islam yang lahir dari aqidah Islam serta yang menjadi dasar bagi kehidupan dan perbuatan manusia di dunia. Falsafah tersebut adalah penggabungan materi dengan ruh, atau dengan kata lain menjadikan semua perbuatan manusia agar berjalan sesuai dengan perintah Allah dan larangan-Nya. Falsafah inilah yang menjadi dasar pandangannya tentang kehidupan. Sebab pada hakekatnya amal perbuatan manusia adalah materi, sedangkan kesadaran manusia akan hubungannya dengan Allah pada saat ia melakukan perbuatan tersebut, ditinjau dari halal-haram-nya perbuatan, adalah ruh. Dengan demikian terjadilah penggabungan antara materi dengan ruh. Atas dasar inilah, maka jalur perbuatan seorang muslim adalah perintah Allah dan larangan-Nya. Sedangkan tujuan mengarahkan amal perbuatan agar berjalan di atas jalur perintah Allah dan larangan-Nya adalah keridlaan Allah semata, sama sekali bukan manfaat.

Sedangkan maksud dilakukannya suatu perbuatan adalah nilai yang senantiasa diupayakan manusia tatkala dia melakukan suatu perbuatan. Nilai ini tentu saja berbeda-beda tergantung dari jenis perbuatannya. Adakalanya nilai itu bersifat materi, seperti misalnya orang yang berdagang dan bermaksud mencari keuntungan. Perbuatan dagangnya itu merupakan amal perbuatan yang bersifat materi, sedangkan yang mengendalikan perbuatan dagangnya adalah kesadarannya akan hubungan dirinya dengan Allah, sesuai dengan perintah dan larangan-Nya kerana mengharap ridla Allah. Adapun nilai yang ingin diperoleh dari aktivitas dagangnya adalah keuntungan, yang merupakan nilai materi.

Kadang-kadang nilai suatu perbuatan itu bersifat kerohanian, misalnya Shalat, Zakat, Shaum atau Haji. Ada pula yang bersifat moril, seperti jujur, amanah atau tepat janji. Atau dapat juga bersifat kemanusiaan, misalnya menyelamatkan orang yang tenggelam atau menolong orang yang berduka. Nilai-nilai semacam ini senantiasa diusahakan manusia untuk dapat terwujud saat ia melakukan perbuatan. Hanya saja nilai-nilai itu bukanlah penentu suatu perbuatan dan bukan pula tujuan utama dilakukannya perbuatan, melainkan hanya sekedar nilai perbuatan yang berbeda-beda tergantung dari jenis perbuatan.

Adapun kebahagiaan hidup menurut Islam adalah mendapatkan keridlaan Allah SWT, bukannya memuaskan keperluan-keperluan jasmani manusia. Sebab, pemuasan semua keperluan manusia baik yang bersifat jasmani mahupun naluri merupakan sarana mutlak untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, namun tidak menjamin adanya kebahagiaan.

Inilah pandangan hidup menurut Islam, dan inilah dasar bagi pandangan tersebut, yang menjadi asas bagi hadharah Islam, yang sangat berlawanan dengan hadharah Barat. Begitu pula halnya dengan bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan dari hadharah Islam yang jelas-jelas bertentangan dengan bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan dari hadharah Barat.

Sebagai contoh, lukisan adalah sebuah bentuk madaniyah. Kebudayaan Barat menganggap bahwa lukisan perempuan telanjang yang menampilkan seluruh keindahan tubuh sebagai bentuk madaniyah yang sesuai dengan faham kehidupannya terhadap wanita. Oleh kerana itu, orang Barat memandangnya sebagai bentuk madaniyah yang bersifat seni yang sakral jika memenuhi syarat-syarat seni. Namun bentuk madaniyah semacam ini bertentangan dengan hadharah Islam dan berlawanan dengan pandangannya terhadap wanita, yaitu sebagai suatu kehormatan yang wajib dijaga. Islam melarang lukisan semacam ini, kerana akan merangsang syahwat biologis lelaki/wanita yang berasal dari naluri melestarikan jenis manusia dan dapat menyebabkan kebejatan akhlak.

Contoh lain apabila seorang muslim hendak mendirikan rumah yang merupakan salah satu bentuk madaniyah, maka ia akan membangun rumahnya sedemikian rupa agar jangan sampai aurat wanita penghuni rumah mudah terlihat oleh orang luar, misalnya dengan mendirikan pagar di sekeliling rumahnya. Lain halnya dengan orang-orang Barat, tentu mereka tidak memperhatikan hal-hal semacam ini sesuai dengan hadharah-nya.

Begitu pula halnya dengan seluruh bentuk madaniyah yang dihasilkan dari hadharah Barat seperti misalnya patung dan sejenisnya. Demikian juga dengan pakaian, apabila memiliki ciri khas bagi orang-orang kafir yang disebabkan kerana kekufuran mereka, maka tidak boleh dipakai oleh orang muslim (seperti baju pendeta, baju padri kristian, dan lain-lain, pent.). Sebab, pakaian semacam ini menyandang pandangan hidup tertentu. Akan tetapi apabila tidak demikian, yakni jika telah menjadi kebiasaan dalam berbusana dan tidak dianggap sebagai pakaian khusus orang kafir melainkan hanya dipakai untuk sekedar memenuhi keperluan atau pemanis busana, maka dalam hal ini pakaian tersebut termasuk dalam jenis bentuk-bentuk madaniyah yang bersifat umum dan boleh dikenakan.

Adapun bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan oleh sains dan teknologi/industri seperti alat-alat laboratorium, alat-alat kedokteran, mesin-mesin industri, perabotan rumah tangga, permadani, dan sebagainya. Semua ini merupakan bentuk-bentuk madaniyah yang bersifat universal, sehingga boleh kita ambil tanpa khawatir terhadap sesuatu. Sebab, bentuk-bentuk ini tidak dihasilkan dari hadharah serta tidak ada hubungan dengan hadharah.

Dengan melihat selintas saja pada hadharah Barat yang berkuasa di dunia dewasa ini, maka kita dapati bahwa hadharah ini tidak mampu menjamin ketenangan dan ketenteraman manusia. Malah sebaliknya, hadharah ini telah menyebabkan kesengsaraan yang diderita oleh seluruh dunia. Hadharah yang dasarnya memisahkan agama dari kehidupan, yang bertentangan dengan fitrah manusia, dan tidak memandang aspek spritual sedikit pun dalam kehidupan umum, memandang bahwa kehidupan dunia sebagai manfaat belaka, serta menjadikan hubungan sesama manusia berdasarkan pada manfaat saja. Hadharah semacam ini tidak menghasilkan apa-apa selain kesengsaraan dan keresahan yang terus-menerus. Sebab, selama manfaat dijadikan asas, akan mengakibatkan perselisihan dan baku hantam dalam memperebutkannya serta membina hubungan sesama manusia dengan mengandalkan kekuatan, menjadi sesuatu yang wajar.

Oleh kerana itu, penjajahan merupakan hal yang wajar bagi penganut hadharah ini. Akhlak pun menjadi guncang. Sebab, hanya manfaat saja yang tetap menjadi asas kehidupan. Dengan demikian, wajarlah jika akhlak telah tergeser dari kehidupan masyarakat Barat, sama halnya dengan tergesernya nilai-nilai kerohanian. Bahkan menjadi wajar pula bila kehidupan ini berjalan atas dasar persaingan, permusuhan, baku hantam, dan penjajahan. Adanya krisis kerohanian dalam diri manusia, keresahan yang kronis, serta kejahatan yang merajalela di seluruh dunia merupakan bukti nyata dari dampak hadharah Barat. Sebab, hadharah inilah yang kini berkuasa di seluruh dunia, dialah yang menimbulkan berbagai dampak yang berbahaya dan membahayakan kelangsungan hidup umat manusia.

Namun apabila kita mengamati hadharah Islam yang pernah berkuasa di dunia sejak abad VI hingga akhir abad XVIII M, kita dapati betapa hadharah ini belum pernah menjadi penjajah kerana memang bukan tabiatnya untuk menjajah. Hadharah ini tidak membedakan antara kaum muslimin dengan yang lainnya. Dengan demikian, keadilan terjamin bagi seluruh bangsa yang pernah tunduk di bawahnya selama masa kekuasaan Islam. Kerana hadharah ini berdiri atas dasar ruh yang berusaha mewujudkan seluruh nilai-nilai kehidupan, baik itu nilai materi, spiritual, moral, mahupun kemanusiaan; disamping menjadikan aqidah sebagai titik perhatian dalam hidup ini. Kehidupan pun dipandang sebagai kehidupan yang berjalan sesuai dengan perintah Allah dan larangannya. Adapun kebahagian hidup adalah dengan meraih keridlaan Allah SWT. Apabila hadharah Islam kembali berkuasa di dunia ini sebagaimana pada masa sebelumnya, tentu hadharah ini akan mampu menangani berbagai krisis yang melanda dunia dan akan mampu menjamin kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. [ ]


Cut & Paste dari
: Kitab Nizhamul Islam, karya Imam Taqiyuddin an-Nabhani.

HADHARAH DAN MADANIYAH

Oleh : Imam Taqiyuddin an-Nabhani


Dari segi istilah terdapat perbedaan antara Hadharah dan Madaniyah. Hadharah adalah sekumpulan mafahim (ide yang dianut dan mempunyai fakta) tentang kehidupan. Sedangkan Madaniyah adalah bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindera yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Hadharah bersifat khas, sesuai dengan pandangan hidup. Sementara madaniyah boleh bersifat khas, boleh pula bersifat umum untuk seluruh umat manusia. Bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan dari hadharah, seperti patung, termasuk madaniyah yang bersifat khas. Sedangkan bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan oleh kemajuan sains dan perkembangan teknologi/industri tergolong madaniyah yang bersifat umum, milik seluruh umat manusia. Bentuk madaniyah yang terakhir ini tidak dimiliki secara khusus oleh suatu umat tertentu, akan tetapi bersifat universal seperti halnya sains dan teknologi/industri.

Perbedaan antara hadharah dengan madaniyah harus selalu diperhatikan, sama perhatiannya terhadap perbedaan antara bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan dari suatu hadharah dengan bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan oleh sains dan teknologi/industri. Hal ini amat penting pada saat kita akan mengambil madaniyah, agar kita dapat membedakan bentuk-bentuknya atau agar dapat membedakannya dengan hadharah. Jadi, bentuk-bentuk madaniyah Barat yang lahir dari sains dan teknologi/industri, tidak ada larangan bagi kita untuk mengambilnya, akan tetapi madaniyah Barat yang dihasilkan dari hadharahnya, jelas tidak boleh kita ambil, sebab kita tidak boleh mengambil hadharah Barat disebabkan jelas-jelas bertentangan dengan hadharah Islam, baik dari segi asas dan pandangannya terhadap kehidupan, mahupun dari erti kebahagiaan hidup bagi manusia.

Hadharah Barat berdiri atas dasar pemisahan agama dari kehidupan dan pengingkaran terhadap peran agama dalam kehidupan, yang berakibat munculnya faham sekuler, yaitu pemisahan agama dari urusan negara --suatu hal yang wajar bagi mereka yang memisahkan agama dari kehidupan dan mengingkari keberadaannya dalam kehidupan. Diatas dasar inilah mereka tegakkan sendi-sendi kehidupan beserta peraturan-peraturannya.

Konsep kehidupan menurut mereka adalah manfaat/maslahat semata-mata, Oleh kerana itu, manfaat menjadi ukuran bagi setiap perbuatan mereka. Manfaat merupakan dasar tegaknya sistem dan hadharah Barat. Dari sinilah manfaat menjadi faham yang menonjol dalam sistem dan hadharah ini. Menurut mereka, kehidupan ini hanya digambarkan dalam kerangka manfaat semata-mata. Adapun kebahagian mereka ertikan sebagai usaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin kenikmatan jasmani, serta tersedianya seluruh sarana kenikmatan tersebut.

Dengan demikian hadharah Barat tidak lain adalah hadharah yang dibangun atas mashlahat saja, sehingga tidak ada nilai lain selain manfaat. Mereka tidak mengakui apapun selain manfaat, yang juga mereka jadikan sebagai ukuran bagi setiap perbuatan. Akan halnya aspek kerohanian, maka aspek ini menjadi urusan peribadi yang tidak ada hubungannya dengan masyarakat dan terbatas hanya pada lingkungan gereja serta para gerejawan. Oleh kerana itu, dalam hadharah Barat tidak terdapat nilai-nilai moral, rohani, dan kemanusiaan. Yang ada hanyalah nilai-nilai materi dan manfaat semata. Atas dasar inilah segala aktiviti kemanusiaan diambil alih oleh organisasi-organisasi yang berdiri sendiri di luar pemerintahan, seperti organisasi Palang Merah dan misi-misi zending. Seluruh nilai-nilai telah tercabut dari kehidupan kecuali nilai materi semata, iaitu memperoleh keuntungan. Dari sini jelas bahwa hadharah Barat itu sebenarnya adalah himpunan dari mafahim tentang kehidupan sebagaimana yang diuraikan di atas.

Adapun hadharah Islam, adalah hadharah yang berdiri di atas suatu landasan yang bertentangan dengan landasan hadharah Barat. Pandangannya tentang kehidupan dunia juga berbeda dengan yang dimiliki oleh hadharah Barat. Demikian pula erti kebahagiaan hidup menurut Islam sangat berlawanan dengan arti kebahagiaan hidup menurut hadharah Barat.

Hadharah Islam berdiri atas dasar iman kepada Allah SWT, dan bahwasanya Dia telah menjadikan untuk alam semesta, manusia, dan hidup ini suatu aturan yang masing-masing harus mematuhinya, disamping telah mengutus junjungan kita Nabi Muhammad SAW dengan membawa agama Islam. Dengan kata lain, hadharah Islam berdiri di atas dasar aqidah Islam yaitu beriman kepada Allah, Malaikat-malaikatNya, Rasul-rasulNya, Kitab-kitab suciNya, Hari Kiamat, serta kepada qadla dan qadar baik buruknya dari Allah SWT. Jadi, aqidahlah yang menjadi dasar bagi hadharah ini. Dengan demikian hadharah ini berlandaskan suatu asas yang memperhatikan ruh (iaitu hubungan manusia dengan Pencipta).

Mengenai konsep kehidupan menurut hadharah Islam, sesungguhnya dapat dilihat dalam falsafah Islam yang lahir dari aqidah Islam serta yang menjadi dasar bagi kehidupan dan perbuatan manusia di dunia. Falsafah tersebut adalah penggabungan materi dengan ruh, atau dengan kata lain menjadikan semua perbuatan manusia agar berjalan sesuai dengan perintah Allah dan larangan-Nya. Falsafah inilah yang menjadi dasar pandangannya tentang kehidupan. Sebab pada hakekatnya amal perbuatan manusia adalah materi, sedangkan kesadaran manusia akan hubungannya dengan Allah pada saat ia melakukan perbuatan tersebut, ditinjau dari halal-haram-nya perbuatan, adalah ruh. Dengan demikian terjadilah penggabungan antara materi dengan ruh. Atas dasar inilah, maka jalur perbuatan seorang muslim adalah perintah Allah dan larangan-Nya. Sedangkan tujuan mengarahkan amal perbuatan agar berjalan di atas jalur perintah Allah dan larangan-Nya adalah keridhaan Allah semata, sama sekali bukan manfaat.

Sedangkan maksud dilakukannya suatu perbuatan adalah nilai yang senantiasa diusahakan manusia tatkala dia melakukan suatu perbuatan. Nilai ini tentu saja berbeda-beda bergantung dari jenis perbuatannya. Adakalanya nilai itu bersifat materi, seperti misalnya orang yang berdagang dan bermaksud mencari keuntungan. Perbuatan dagangnya itu merupakan amal perbuatan yang bersifat materi, sedangkan yang mengendalikan perbuatan dagangnya adalah kesadarannya akan hubungan dirinya dengan Allah, sesuai dengan perintah dan larangan-Nya kerana mengharap ridha Allah. Adapun nilai yang ingin diperoleh dari aktivitis dagangnya adalah keuntungan yang merupakan nilai materi.

Kadang-kadang nilai suatu perbuatan itu bersifat kerohanian, misalnya Shalat, Zakat, Shaum atau Haji. Ada pula yang bersifat moral, seperti jujur, amanah atau tepat janji. Atau dapat juga bersifat kemanusiaan, misalnya menyelamatkan orang yang tenggelam atau menolong orang yang berduka. Nilai-nilai semacam ini senantiasa diusahakan manusia untuk dapat terwujud saat ia melakukan perbuatan. Hanya saja nilai-nilai itu bukanlah penentu suatu perbuatan dan bukan pula tujuan utama dilakukannya perbuatan, melainkan hanya sekedar nilai perbuatan yang berbeda-beda bergantung dari jenis perbuatan.

Adapun kebahagiaan hidup menurut Islam adalah mendapatkan keridhaan Allah SWT, bukannya memuaskan keperluan-keperluan jasmani manusia. Sebab, pemuasan semua keperluan manusia baik yang bersifat jasmani mahupun naluri merupakan sarana mutlak untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, namun tidak menjamin adanya kebahagiaan.

Inilah pandangan hidup menurut Islam, dan inilah dasar bagi pandangan tersebut, yang menjadi asas bagi hadharah Islam, yang sangat berlawanan dengan hadharah Barat. Begitu pula halnya dengan bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan dari hadharah Islam yang jelas-jelas bertentangan dengan bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan dari hadharah Barat.

Sebagai contoh, lukisan adalah sebuah bentuk madaniyah. Kebudayaan Barat menganggap bahwa lukisan perempuan telanjang yang menampilkan seluruh keindahan tubuh sebagai bentuk madaniyah yang sesuai dengan faham kehidupannya terhadap wanita. Oleh kerana itu, orang Barat memandangnya sebagai bentuk madaniyah yang bersifat seni yang sakral jika memenuhi syarat-syarat seni. Namun bentuk madaniyah semacam ini bertentangan dengan hadharah Islam dan berlawanan dengan pandangannya terhadap wanita, yaitu sebagai suatu kehormatan yang wajib dijaga. Islam melarang lukisan semacam ini, kerana akan merangsang syahwat biologis lelaki/wanita yang berasal dari naluri melangsungkan jenis manusia dan dapat menyebabkan keruntuhan akhlak.

Contoh lain apabila seorang muslim hendak mendirikan rumah yang merupakan salah satu bentuk madaniyah, maka ia akan membangun rumahnya sedemikian rupa agar jangan sampai aurat wanita penghuni rumah mudah terlihat oleh orang luar, misalnya dengan mendirikan pagar di sekeliling rumahnya. Lain halnya dengan orang-orang Barat, tentu mereka tidak memperhatikan hal-hal semacam ini sesuai dengan hadharahnya.

Begitu pula halnya dengan seluruh bentuk madaniyah yang dihasilkan dari hadharah Barat seperti misalnya patung dan sejenisnya. Demikian juga dengan pakaian, apabila memiliki ciri khas bagi orang-orang kafir yang disebabkan kerana kekufuran mereka, maka tidak boleh dipakai oleh orang muslim (seperti baju pendeta, baju padri kristian, dan lain-lain, pent.). Sebab, pakaian semacam ini membawa pandangan hidup tertentu. Akan tetapi apabila tidak demikian, yakni jika telah menjadi kebiasaan dalam berbusana dan tidak dianggap sebagai pakaian khusus orang kafir melainkan hanya dipakai untuk sekedar memenuhi keperluan atau pemanis busana, maka dalam hal ini pakaian tersebut termasuk dalam jenis bentuk-bentuk madaniyah yang bersifat umum dan boleh dikenakan.

Adapun bentuk-bentuk madaniyah yang dihasilkan oleh sains dan teknologi/industri seperti alat-alat laboratorium, alat-alat kedokteran, mesin-mesin industri, perabot rumah tangga, permadani, dan sebagainya. Semua ini merupakan bentuk-bentuk madaniyah yang bersifat universal, sehingga boleh kita ambil tanpa khuawatir terhadap sesuatu. Sebab, bentuk-bentuk ini tidak dihasilkan dari hadharah serta tidak ada hubungan dengan hadharah.

Dengan melihat selintas saja pada hadharah Barat yang berkuasa di dunia dewasa ini, maka kita dapati bahwa hadharah ini tidak mampu menjamin ketenangan dan ketenteraman manusia. Malah sebaliknya, hadharah ini telah menyebabkan kesengsaraan yang diderita oleh seluruh dunia. Hadharah yang dasarnya memisahkan agama dari kehidupan, yang bertentangan dengan fitrah manusia, dan tidak memandang aspek spritual sedikit pun dalam kehidupan umum, memandang bahwa kehidupan dunia sebagai manfaat belaka, serta menjadikan hubungan sesama manusia berdasarkan pada manfaat saja. Hadharah semacam ini tidak menghasilkan apa-apa selain kesengsaraan dan keresahan yang terus-menerus. Sebab, selama manfaat dijadikan asas, akan mengakibatkan perselisihan dan baku hantam dalam memperebutkannya serta membina hubungan sesama manusia dengan mengandalkan kekuatan, menjadi sesuatu yang wajar.

Oleh kerana itu, penjajahan merupakan hal yang wajar bagi penganut hadharah ini. Akhlak pun menjadi guncang. Sebab, hanya manfaat saja yang tetap menjadi asas kehidupan. Dengan demikian, wajarlah jika akhlak telah tergeser dari kehidupan masyarakat Barat, sama halnya dengan tergesernya nilai-nilai kerohanian. Bahkan menjadi wajar pula bila kehidupan ini berjalan atas dasar persaingan, permusuhan, baku hantam, dan penjajahan. Adanya krisis kerohanian dalam diri manusia, keresahan yang kronis, serta kejahatan yang merajalela di seluruh dunia merupakan bukti nyata dari dampak hadharah Barat. Sebab, hadharah inilah yang kini berkuasa di seluruh dunia, dialah yang menimbulkan berbagai dampak yang berbahaya dan membahayakan kelangsungan hidup umat manusia.

Namun apabila kita mengamati hadharah Islam yang pernah berkuasa di dunia sejak abad VI hingga akhir abad XVIII M, kita dapati betapa hadharah ini belum pernah menjadi penjajah kerana memang bukan tabiatnya untuk menjajah. Hadharah ini tidak membedakan antara kaum muslimin dengan yang lainnya. Dengan demikian, keadilan terjamin bagi seluruh bangsa yang pernah tunduk di bawahnya selama masa kekuasaan Islam. Kerana hadharah ini berdiri atas dasar ruh yang berusaha mewujudkan seluruh nilai-nilai kehidupan, baik itu nilai materi, spiritual, moral, mahupun kemanusiaan; disamping menjadikan aqidah sebagai titik perhatian dalam hidup ini. Kehidupan pun dipandang sebagai kehidupan yang berjalan sesuai dengan perintah Allah dan larangannya. Adapun kebahagian hidup adalah dengan meraih keridlaan Allah SWT. Apabila hadharah Islam kembali berkuasa di dunia ini sebagaimana pada masa sebelumnya, tentu hadharah ini akan mampu menangani berbagai krisis yang melanda dunia dan akan mampu menjamin kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. [ ]


Cut & Paste dari
: Kitab Nizhamul Islam, karya Imam Taqiyuddin an-Nabhani.

THE METHOD TO ESTABLISH KHILAFAH

video

Bangsa ini Harus Segera Bertobat

Assalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Pembaca yang budiman, negeri ini seolah menjadi negeri segudang bencana; baik bencana alam maupun bencana kemanusiaan. Bencana alam ada yang bersifat alamiah karena faktor alam (seperti gempa, tsunami, dll), tetapi juga ada yang karena faktor manusia (seperti banjir, kerusakan lingkungan, pencemaran karena limbah industri, dll). Adapun bencana kemanusiaan seperti kemiskinan, kelaparan serta terjadinya banyak kasus kriminal (seperti korupsi, suap-menyuap, pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, maraknya aborsi, penyalahgunaan narkoba, dll) adalah murni lebih disebabkan karena ulah manusia. Itu belum termasuk kezaliman para penguasa yang dengan semena-mena menerapkan berbagai UU yang justru menyengsarakan rakyat seperti UU Migas, UU SDA, UU Listrik, UU Penanaman Modal, UU BHP, dll. UU tersebut pada kenyataannya lebih untuk memenuhi nafsu segelintir para pemilik modal ketimbang berpihak pada kepentingan rakyat.

Pertanyaannya: Mengapa semua ini terjadi? Bagaimana pula seharusnya bangsa ini bersikap? Apa yang mesti dilakukan? Haruskah kita menyikapi semua ini dengan sikap pasrah dan berdiam diri karena menganggap semua itu sebagai ’takdir’?

Tentu tidak demikian. Pasalnya, harus disadari, bahwa berbagai bencana dan musibah yang selama ini terjadi lebih banyak merupakan akibat kemungkaran dan kemaksiatan yang telah merajalela di negeri ini. Semua itu tidak lain sebagai akibat bangsa ini telah lama mencampakkan syariah Allah dan malah menerapkankan hukum-hukum kufur di negeri ini.

Karena itu, momentum akhir tahun ini tampaknya bisa digunakan oleh seluruh komponen bangsa ini untuk melakukan muhâsabah, koreksi diri, sembari dengan penuh kesadaran dan kesungguhan melakukan upaya untuk mengatasi berbagai persoalan yang melanda negeri ini. Tampaknya bangsa ini harus segera bertobat dengan segera menerapkan hukum-hukum Allah SWT secara total dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Maka dari itu, perjuangan untuk menegakan syariah Islam di negeri ini tidak boleh berhenti, bahkan harus terus ditingkatkan dan dioptimalkan. Sebab, sebagai Muslim kita yakin, bahwa hanya syariah Islamlah—dalam wadah Khilafah—yang bisa memberikan kemaslahatan bagi negeri ini, bahkan bagi seluruh alam raya ini.

Itulah di antara perkara penting yang dipaparkan dalam tema utama al-wa‘ie kali ini, selain sejumlah tema penting lainnya. Selamat membaca!

Wassalâmu‘alaikum wa rahmatullâhi wa barakâtuh.

Add This! Blinklist BlueDot Connotea del.icio.us Digg Diigo Facebook FeedMeLinks Google Magnolia Ask.com Yahoo! MyWeb Netvouz Newsvine reddit Simpy SlashDot Spurl StumbleUpon Technorati
Cetak halaman ini Cetak halaman ini      

-->
EDITORIAL
10 Jan 2010

Ketika berbicara di televisi BBC, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown menyerukan intervensi lebih besar dari Barat di Yaman dan menyerang tuntutan bagi kekhalifahan dunia di dunia Muslim sebagai sebuah “ideologi pembunuh” dan suatu “penyimpangan dari islam “.
Taji Mustafa, Perwakilan Media Hizbut Tahrir Inggris berkata: “Gordon Brown, seperti halnya Tony Blair yang memerintah sebelumnya, berbohong [...]

Index Editorial
Leaflet
No Image
09 Jan 2010
بِسْـــمِ اللهِ الرَّحْمٰـــنِ الرَّحِيـــم Sia-sia Saja Menggantungkan Harapan Kepada Rencana-rencana Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)! Pemerintahan Partai Keadilan dan Pembangunan...
Index Leaflet
KALENDER
January 2010
Mon Tue Wed Thu Fri Sat Sun
   
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
  • 1/24/2010: Halqah Islam dan Peradaban edisi 16
POLLING

Islam hanya mengakui pluralitas, bukan pluralisme. Pandangan Anda?

View Results

Loading ... Loading ...
AL-ISLAM
Al-Islam

ACFTA-PASAR BEBAS 2010: “BUNUH DIRI EKONOMI INDONESIA”

Mulai 1 Januari 2010, Indonesia harus membuka pasar dalam negeri secara luas kepada negara-negara ASEAN dan Cina. Sebaliknya, Indonesia dipandang akan mendapatkan kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar dalam negeri negara-negara tersebut. Pembukaan pasar ini merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan bebas antara enam negara anggota ASEAN (Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam) dengan Cina, [...]

Index Al Islam

EBOOK DOWNLOAD
Ebook Download

Download buku-buku yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, dalam bahasa Indonesia, Arab dan Inggris.

Download disini

RSS NEWSLETTER
Powered By Blogger

Followers